Solo, Sonora.ID-Keluarga besar WR Soepratman memberikan tanggapan kritis terhadap film "Wage" (2017) setelah menonton bersama pada 26 September 2024. Mereka menghargai niat baik produser dan sutradara yang menggambarkan WR Soepratman, tetapi menyayangkan beberapa aspek dari film tersebut.
Kritik ini disampaikan oleh keluarga besar WR Soepratman, termasuk ahli warisnya, yang merasa bahwa film tersebut tidak akurat dalam menggambarkan sejarah dan kehidupan WR Soepratman.
Tanggapan ini diberikan setelah sesi nonton bersama film "Wage" pada tanggal 26 September 2024, di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail.
Kegiatan nonton bersama dan diskusi berlangsung di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta.
Keluarga WR Soepratman merasa keberatan karena produser tidak melibatkan mereka dalam pembuatan film. Mereka menilai banyak adegan yang menampilkan disinformasi atau fakta sejarah yang tidak akurat, sehingga tidak menghormati sosok WR Soepratman sebagai pahlawan nasional. Mereka juga menyebutkan bahwa riset film tersebut dianggap kurang mendalam.
Baca Juga: Menparekraf: Semangat Kepahlawanan WR Supratman Harus Jadi Inspirasi Berkarya Generasi Muda
Keluarga WR Soepratman mengidentifikasi sejumlah kesalahan dalam film, antara lain:
Adegan Kekerasan oleh Ayah WR Soepratman: Film menampilkan adegan kekerasan oleh ayah WR Soepratman, yang menurut keluarga tidak sesuai dengan kenyataan karena WR Soepratman sebenarnya sangat disayangi oleh keluarganya.
Tempat Kelahiran: Film menyebut WR Soepratman lahir di Desa Somongari, yang bertentangan dengan fakta sejarah bahwa ia lahir di Meester Cornelis (Jatinegara).
Fiksi dalam Adegan Pelarian: Adegan pelarian WR Soepratman dari polisi Belanda digambarkan secara fiksi dengan bantuan penduduk desa Somongari, yang menurut keluarga tidak pernah terjadi.
Narasi Huruf Alif: Narasi tentang huruf Alif yang digunakan dalam film dianggap tidak sesuai dengan inspirasi sebenarnya WR Soepratman dalam menciptakan lagu kebangsaan.
Lagu Matahari Terbit: Lagu tersebut dinyanyikan dengan notasi dan lirik yang tidak asli, sehingga tidak menghormati karya asli WR Soepratman.
Diakhir acara, keluarga WR Soepratman meminta agar film "Wage" dihentikan penayangannya kecuali ada penjelasan bahwa film ini adalah fiksi sejarah, serta permohonan maaf dari produser kepada keluarga besar WR Soepratman. Mereka juga mengusulkan pembuatan film baru yang lebih akurat dalam menggambarkan sejarah WR Soepratman.