Perkembangan teknologi membuat kita menjadi malas dan itu adalah fakta. Semua hal yang bisa dilakukan dengan gerakan, kini sudah mulai ditugaskan kepada robot.
Contoh sederhana seperti mesin pembersih otomatis, aplikasi belanja Online hingga mobil elektrik. Semua itu membuat kita menjadi malas untuk bergerak karena mesin sudah bisa digunakan.
Selain pola hidup yang berubah, kita juga semakin boros karena adanya biaya perbaikan.
Jika diambil sisi negatifnya, teknologi menyebabkan kita menjadi malas dalam beraktivitas.
Memanfaatkan teknologi untuk aktivitas memang bukan suatu hal yang dilarang. Sebagai pemilik serta penggunanya, kita hanya perlu bijak dalam menggunakannya.
Jangan sampai teknologi yang ada malah membuat kita menjadi kurang produktif karena fasilitasnya.
Sebab sejatinya, teknologi diciptakan untuk membantu kita agar lebih cepat dalam menjalankan rutinitas dan lebih produktif.
Dengan hadirnya teknologi, diharapkan produktivitas menjadi meningkat dan pekerjaan bisa diselesaikan dalam waktu yang lebih cepat.
Contoh 5
Penggunaan Gadget pada Anak-anak Perlu atau Tidak?
Penggunaan gadget dapat memberikan manfaat edukatif, sekaligus akan ada dampak negatif terhadap perkembangan anak.
Dengan gadget, anak-anak bisa mengeksplorasi berbagai informasi dan melatih keterampilan teknologi yang akan berguna di masa depan.
Aplikasi edukasi, video pembelajaran, dan game interaktif juga dapat membantu anak-anak belajar dengan cara yang lebih menyenangkan.
Di sini lagi, penggunaan gadget dapat mengganggu perkembangan sosial anak. Anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung kurang beraktivitas fisik, sehingga mengganggu kesehatan dan gangguan penglihatan.
Meskipun gadget memiliki manfaat edukatif, penggunaan pada anak-anak perlu dibatasi. Orang tua perlu mengontrol konten yang diakses dan menetapkan waktu penggunaannya supaya tetap seimbang antara belajar, bermain, and berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya.
Contoh 6
Tempat pariwisata di Indonesia masih belum memiliki infrastruktur yang baik. Selain dari segi infrastruktur, masyarakat juga masih belum bisa menjaga lingkungan dengan baik.
Hal ini bisa dilihat dari sampah-sampah yang berserakan di lingkungan sekitar spot wisata Indonesia. Jika hal ini masih terus berlanjut, sektor pariwisata di Indonesia tidak akan bisa berkembang.
Permasalahannya di sini adalah apakah pemerintah perlu memperbaiki infrastruktur yang ada, atau masyarakat harus bisa menjaga perilakunya dengan baik.
Untuk bisa meningkatkan kualitas pariwisata di Indonesia, semua pihak harus berperan aktif. Baik itu pemerintah pusat, warga setempat, pengunjung hingga pemerintah daerah.
Jika hal ini tidak dilakukan, kualitas sektor pariwisata bisa jadi semakin terpuruk.
Di Indonesia ada banyak spot wisata yang bagus untuk mendorong perekonomian warganya.
Tentu upaya untuk meningkatkannya adalah dengan membangun infrastruktur dan mencari sumber daya manusia sebanyak-banyaknya kawasan tersebut bisa diolah.
Pada dasarnya semua pihak wajib dan bertanggung jawab penuh terhadap kondisi pariwisata di Indonesia.
Budaya buang sampah sembarangan harus diperbaiki agar kondisi lingkungan tetap terjaga. Untuk bisa memperbaikinya, fasilitas tempat sampah harus disediakan.
Agar lebih rapi, fasilitas tempat sampah diletakkan di berbagai sudut tempat.
Dengan begitu pengunjung bisa membuat sampahnya di mana saja dan kapan saja. Petugas kebersihan juga harus diserahkan agar, kebersihan lingkungan tetap terjaga.
Memaksimalkan sektor lingkungan harus dilakukan untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Tidak hanya dari dalam negeri saja, kita juga harus menarik wisatawan asing. Hal ini akan membuat nama Indonesia semakin dikenal dengan sektor pariwisatanya yang sempurna.
Demikianlah kumpulan contoh teks eksposisi pertentangan yang pendek sebagai referensi. Semoga bermanfaat.
Baca Juga: 3 Teks Eksposisi tentang Polusi Udara, Lengkap dengan Strukturnya
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.