"Survei ini juga menjangkau 36,2 persen SDM yang belum pernah mengikuti pelatihan untuk mengetahui harapan mereka terhadap bidang pelatihan yang diminati. Selain pelatihan usaha perhotelan atau akomodasi dan pemahaman daya tarik atau destinasi wisata, bidang pelatihan pemasaran, wirausaha, desain dan konten kreator juga memiliki peminat yang besar," kata Nia.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa 71,5 persen kegiatan sertifikasi kompetensi SDM pariwisata dan ekonomi kreatif masih difasilitasi oleh pemerintah. Sementara swasta hanya memiliki kontribusi sebesar 4,5 persen.
Sama seperti pelatihan, sertifikasi juga memberikan berbagai dampak seperti kenaikan pendapatan, kesempatan mendapatkan pekerjaan baru, peningkatan pengetahuan, kenaikan jabatan, serta beberapa manfaat lainnya.
Sebanyak 52,2 persen responden mengalami peningkatan pendapatan sedangkan 11,2 persen mengalami peningkatan karir. Persentase kenaikan pendapatan terbesar adalah 15-20 persen.
"Ini masih menunjukkan peran dominan pemerintah. Kami berharap swasta berperan lebih aktif, sehingga program sertifikasi bisa lebih inklusif dan mencakup lebih banyak tenaga kerja," kata Nia.