Sonora.ID - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama seluruh pemangku kepentingan terus mendorong peningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat khususnya bagi pelaku UMKM agar dapat meningkatkan daya saing dan mengembangkan usahanya.
Untuk mendukung upaya tersebut, OJK Daerah Istimewa Yogyakarta (OJK DIY)
berkolaborasi dengan Dinas Koperasi dan UKM DIY, Kantor Perwakilan Bank Indonesia
DIY, dan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) menggelar kegiatan “SiBakul Financetopia”
sebagai Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) tahun 2024 dengan tema “Akses
Keuangan Merata, UMKM Sejahtera” di Yogyakarta, Rabu.
Kepala OJK DIY Eko Yunianto dalam sambutannya mengatakan bahwa Puncak BIK tahun 2024 untuk wilayah DIY diselenggarakan dalam bentuk expo produk/layanan jasa keuangan melalui SiBakul Financetopia.
“Kegiatan SiBakul Financetopia bertujuan untuk menciptakan business matching
antara pelaku UMKM dengan LJK, sehingga harapannya momentum ini dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku UMKM yang hadir saat ini untuk menggali
informasi sebanyak-banyaknya dan memanfaatkan fasilitas pendanaan produktif yang ditawarkan oleh LJK untuk kepentingan pengembangan usaha,” kata Eko.
SiBakul merupakan platform digital satu data Koperasi Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Daerah Istimewa Yogyakarta (KUMKM DIY), Pembinaan dan Pengembangan KUMKM DIY serta sistem dukungan penguatan pasar produk KUMKM DIY yang dikelola oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY. Sedangkan Financetopia berarti suatu dunia atau komunitas keuangan yang nyaris sempurna.
Baca Juga: Simak Promo Kamar Eksklusif di Favehotel Malioboro Yogyakarta!
Lebih lanjut, Eko menyampaikan bahwa berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2024, indeks literasi keuangan masyarakat tahun
2023 sebesar 65,43 persen, sedangkan indeks inklusi keuangannya mencapai 75,02
persen.
“Gap yang cukup jauh antara literasi dan inklusi keuangan memberikan gambaran
bahwa masyarakat telah memiliki akses terhadap produk dan/atau layanan keuangan namun belum memahami hak, kewajiban, manfaat dan risiko menggunakan produk/layanan keuangan. Hal ini menjadi tugas bersama baik pemerintah daerah, regulator maupun lembaga jasa keuangan agar mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan guna memajukan perekonomian Indonesia,” kata Eko.
OJK telah menginisiasi adanya kolaborasi dan sinergi kegiatan literasi dan inklusi
keuangan oleh seluruh Kementerian/Lembaga, LJK, dan stakeholders terkait melalui
program Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) yang sekaligus
disinergikan dengan Puncak BIK tahun 2024.
GENCARKAN merupakan gerakan nasional yang melibatkan seluruh pemangku
kepentingan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan secara masif dan
merata di seluruh Indonesia, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang cerdas
keuangan sehingga dapat mengambil keputusan finansial yang tepat dan terhindar dari berbagai kasus kejahatan finansial.