Flores Timur, Sonora.ID - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan tambahan untuk korban konflik sosial di Kecamatan Adonara Barat, Flores Timur. Total bantuan yang diberikan Kemensos senilai Rp446,6 juta.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non-Alam (PSKBS-NA) Kemensos, Adrianus Alla mengatakan bantuan telah didistribusikan sejak konflik pertama kali terjadi, Senin (21/10/2024). Bantuan awal disalurkan melalui lumbung sosial di Flores Timur. Ia memastikan distribusi bantuan dilakukan untuk memastikan pemenuhan kebutuhan dasar.
Selanjutnya, Kemensos telah mendistribusikan bantuan logistik tambahan dari gudang Bekasi dan Sentra Efata Kupang yg merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos. Logistik tersebut berupa pakaian dalam (pria & wanita) 225 stel, pakaian anak 50 set, daster 112 buah, shower kit 225 paket, sandang dewasa (pria & wanita) 225 stel, seragam SMP 100 stel, seragam SD 100 stel, kasur 102 lembar, tenda gulung 104 lembar, selimut 104 lembar, makanan anak 160 paket, makanan siap saji 1.040 paket, sandang dewasa 52 paket, dan sandang anak 52 paket.
Di samping memberikan bantuan logistik kepada korban, Kemensos juga telah melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mempererat kembali keserasian sosial di sana.
Sementara itu, untuk mengurai akar masalah konflik, Kemensos berkoordinasi dengan Pemda setempat agar segera menerbitkan sertifikat tanah yang dipersengketakan.
Kemensos juga menjalankan fungsinya dalam memberikan layanan dukungan psikososial (LDP) bagi warga terdampak, terutama warga yang anggota keluarganya menjadi korban.
Sebelumnya, pada Senin (21/10/2024) telah terjadi konflik sosial di Desa Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Konflik tersebut melibatkan warga Desa Ile Pati dan Desa Kimakamak yang menyerang serta membakar rumah-rumah warga Desa Bugalima akibat perselisihan kepemilikan tanah adat. Konflik itu mengakibatkan satu orang meninggal dunia, beberapa terluka, dan menyebabkan puluhan rumah serta harta benda warga hangus terbakar.
Kemensos turut merangkul berbagai pihak dalam menangani konflik sosial di Flores Timur tersebut. Pihak yang terlibat mulai dari Dinas Sosial Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Flores Timur, Gereja Deken Adonara, pilar-pilar sosial Kemensos, serta aparat keamanan setempat.