Sonora.id - Sebagai wadah bagi para talenta muda untuk menggali potensi kolaborasi riset rumpun warisan budaya khususnya pada platform ekskavasi arkeologi, BRIN bekerja sama dengan Univeritas Jenderal Soedirman (Unsoed) menggelar Culture Heritage Young Talent Fest 2024 pada Selasa (5/11). Kegiatan ini digelar guna menginspirasi dosen dan mahasiswa yang memiliki minat di bidang arkeologi dan riset budaya. BRIN mengajak mereka untuk berperan aktif berkolaborasi dengan periset BRIN dalam memperkaya wawasan, pengalaman, dan keterampilan mereka.
Rektor Unsoed Akhmad Sodiq dalam sambutannya menjelaskan agar mampu bersaing dan menghadapi tantangan di abad ini, mahasiswa harus mengetahui dan menguasai High Order Thingking Style (HOTS). “Mahasiswa harus senantiasa berpikir kritis dan mampu menghadirkan solusi dalam setiap masalah, meningkatkan kreatifitas dan inovasi, mengasah kemampuan berkomunikasi, dan berkolaborasi” papar Akhmad.
Terkait dengan tema kegiatan, Akhmad mengaku sudah sesuai dengan visi Unsoed yaitu meneguhkan diri kepada sumber daya pedesaan dan kearifan lokal. “Semoga kolaborasi ini dapat semakin memperkuat hubungan antara BRIN dan Unsoed dalam rangka mengeksplorasi budaya-budaya yang ada di Banyumas Raya khususnya di daerah Bumiayu” Ungkap Akhmad.
Sementara itu Deputi Sumber Daya Manusia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SDMI) BRIN Edy Giri Rachman Putra memaparkan materi terkait dengan penguatan ekosistem riset dan inovasi Indonesia melalui manajemen talenta riset dan inovasi. Dalam presentasinya Edy menyampaikan Indonesai sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki tingkat bio-diversity, geo-diversity serta cultural-diversity yang tinggi. “Ini yang menjadi dasar riset kami di BRIN, bagaimana mengelola kekayaan hayati untuk dijadikan riset dalam pangang, kesehatan, energi, kelautan, pertahanan dan banyak lagi” tukas Edy. Menurut Edy hal tersebut tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk dalam hal ini dosen dan mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, Edy juga menyampaikan desain besar manajemen talenta nasional menuju Indonesia Emas 2045. Menurutnya, akan ada tiga fokus bidang yaitu talenta riset dan inovasi di bawah BRIN, talenta seni dan budaya di bawah Kementerian Kebudayaan, serta talenta olah raga di bawah Kementerian Pemuda dan Olah Raga. “Ke depan pemerintah ingin menciptakan talenta-talenta unggul di tiga bidang tersebut yang mendunia dan menjadi leading bagi negara-negara lain” papar Edy.
Menurut Edy salah satu skema yang ditawarkan di BRIN adalah dengan platform pusat kolaborasi riset. Tahun ini ada sekitar 16 program strategis salah satunya terkait dengan kebudayaan yaitu kegiatan ekskavasi arkeologi yang ada di Bumiayu. “Di tempat ini nantinya akan ada satasiun lapangan, tempat menginap, laboratorium serta fasilitas lain yang dapat dimanfaatkan oleh periset BRIN, dosen, dan mahasiswa” ungkap Edy.
Berkaitan dengan peran BRIN dalam penelitian warisan budaya, Kepala Organisasi Riset Arkeologi Bahasa dan Sastra (Arbastra) Herry Yogaswara menyampaikan tugas OR Arbastra adalah melakukan observasi, survei, ekskavasi, preservasi, konservasi, pendampingan, serta evaluasidi bidang arkeologi, bahasa, dan sastra.
Terkait dengan platform kolaborasi riset, Herry menjelaskan BRIN memiliki skema Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Ekskavasi seperti yang sedang ia dan tim lakukan di Bumiayu. “Kolaborasi riset ini bersifast multiyears (5-7) tahun yang mana di dalamnya akan membangun fasilitas riset atau stasiun penelitian lapangan (SPL), tempat tinggal periset, laboratorium, dan tempat penyimpanan sementara temuan” papar Herry.
Pihaknya pun berharap ke depan akan ada pusat kolaborasi riset dengan Unsoed terkait dengan kegiatan ekskavasi arkeologi di Bumiayu ini.