Penajam, Sonora.ID - Penajam Paser Utara (PPU) tengah menghadapi permasalahan serius terkait alih fungsi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit.
Meski membawa dampak ekonomi yang signifikan, perubahan ini memunculkan sejumlah persoalan bagi sektor pertanian, terutama bagi petani padi.
Salah satu masalah paling meresahkan adalah peningkatan populasi hama tikus yang mengancam produksi padi.
Andi Iskandar Hamala, Anggota Komisi II DPRD PPU, menjelaskan bahwa konversi lahan ini turut memengaruhi ekosistem pertanian.
Hal tersebut menjadi salah satu pemicu meningkatnya serangan hama tikus yang merugikan petani.
“Kalau banyak sawit di tengah lahan sawah, ada banyak hama tikus. Nah, ini yang sangat menghambat petani kita,” katanya kepada wartawan di Kantor DPRD PPU, Senin (4/11).
Hama tikus sendiri merupakan ancaman utama bagi tanaman padi. Serangan tikus dapat terjadi sejak fase persemaian, fase generatif, hingga tanaman padi siap panen dan berada di gudang penyimpanan.
Tikus merusak berbagai bagian tanaman, seperti akar, batang, daun, hingga bulir padi, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi petani.
Konversi lahan dari pertanian ke perkebunan kelapa sawit pun memicu perubahan pola bertani di PPU.
Banyak lahan yang sebelumnya ditanami padi kini beralih fungsi, menambah area habitat tikus yang dekat dengan lahan pertanian padi.
Situasi ini menambah tekanan bagi petani yang sudah menghadapi tantangan seperti perubahan iklim dan harga jual padi yang fluktuatif.