Lima Bahaya Judi Online terhadap Pendidikan

22 November 2024 09:55 WIB
Romo Bei Witono,SJ
Romo Bei Witono,SJ ( Dok Istimewa)

Oleh Odemus Bei Witono,SJ

Direktur Perkumpulan Strada, dan Pemerhati Pendidikan

Judi online nampak jelas, kian menjadi ancaman besar di era digital. Dengan akses mudah dan tanpa batasan usia, fenomena demikian dapat merusak banyak sendi kehidupan, termasuk pendidikan. Dampak buruknya tidak hanya dirasakan oleh individu yang terlibat, tetapi juga oleh keluarga, masyarakat, bahkan bangsa. Berdasarkan beberapa sumber rujukan, ada lima bahaya judi online terhadap pendidikan, khususnya terkait pada aspek moralitas, peran formasi pendidikan, kekacauan nilai hidup, serta implikasi sosial secara lebih luas.

  1. Menghancurkan moralitas generasi muda

Judi online menggoda siapa pun dengan janji kekayaan instan, tetapi pada akhirnya membawa kehancuran moral. Generasi muda yang semestinya dididik agar menjunjung tinggi nilai kejujuran, kerja keras, dan tanggung jawab, justru diperkenalkan pada pola pikir pragmatis yang cenderung merusak. Ketergantungan pada judi mengakibatkan kebiasaan buruk, seperti berbohong, mencuri, atau bahkan mengorbankan hubungan dengan keluarga hanya demi memenuhi kebutuhan finansial untuk berjudi.

Menurut laporan dari National Center for Responsible Gaming, individu yang mulai berjudi pada usia muda memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah perjudian saat dewasa. Pendidikan yang semestinya membentuk karakter positif malah dirusak oleh perilaku adiktif ini, menjauhkan peserta didik dari esensi moralitas yang menjadi inti pendidikan.

  1. Merusak sendi formasi pendidikan

Pendidikan tidak hanya soal transfer ilmu, tetapi juga pembentukan kepribadian dan moral. Judi online menyerang inti formasi para siswa dengan cara mengalihkan perhatian mereka dari proses belajar. Dengan pola pikir cepat kaya, siswa kehilangan motivasi untuk belajar, berinovasi, dan membangun masa depan melalui pendidikan formal.

Penelitian dari Journal of Gambling Studies menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam perjudian sering menunjukkan performa akademik buruk, tingkat drop-out tinggi, dan keterlibatan dalam aktivitas ilegal. Hal tersebut menggarisbawahi bahwa perjudian tidak sekadar aktivitas rekreasional, melainkan ancaman nyata bagi formasi pendidikan yang seharusnya mendukung masa depan generasi muda.

  1. Menciptakan kekacauan dalam nilai hidup

Judi online tidak hanya berimplikasi pada aspek pendidikan, tetapi juga nilai hidup secara keseluruhan. Dalam sistem pendidikan yang sehat, siswa diajarkan bagaimana memahami nilai kerja keras, keadilan, dan kebenaran. Namun, judi online merusak tatanan tersebut dengan menanamkan mentalitas instan.

Generasi muda yang terpapar judi online dalam praksis cenderung kehilangan orientasi hidup. Mereka memprioritaskan keuntungan jangka pendek daripada pertumbuhan pribadi berkelanjutan. Dalam jangka panjang, hal demikian akan berkontribusi pada munculnya individu-individu yang tidak mampu menghadapi tantangan hidup secara rasional, menciptakan kekacauan nilai dalam masyarakat.

  1. Merusak stabilitas bangsa

Dalam skala lebih besar, dampak judi online merembet pada kehancuran bangsa. Sebuah bangsa yang sehat memerlukan individu-individu produktif, kreatif, dan bermoral. Ketika judi online menjadi epidemi sosial, stabilitas bangsa terancam.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm