Bandung, Sonora.ID - Transformasi digital Jawa Barat (Jabar) semakin maju dengan hadirnya Jabar Data Exchange (JDX), sebuah platform berbasis data yang mendukung pengambilan keputusan berbasis fakta. 

 

JDX dirancang sebagai ekosistem yang memungkinkan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah, swasta, dan masyarakat, untuk berbagi dan memanfaatkan data secara terintegrasi, aman, dan efisien.

 

Melalui JDX, Jawa Barat dapat mengoptimalkan pelayanan publik dengan analisis data yang akurat, mendukung pembangunan yang lebih tepat sasaran. 

 

 

Keunggulan JDX terletak pada transparansi dan kolaborasi antarinstansi, yang mendorong inovasi dan efisiensi. Dengan ini, Jabar menjadi pelopor dalam digitalisasi tata kelola pemerintahan, menuju visi Jabar Juara Lahir Batin. Transformasi ini tak hanya mempercepat pembangunan, tetapi juga menjadikan Jawa Barat sebagai contoh provinsi berbasis data di Indonesia.

 

"Sebagai provinsi yang terus memimpin inovasi digital, Jabar Data Exchange ini mengimplementasikan atau mengadopsi platform X-Road dari Estonia," ucap Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar Ika Mardiah, dalam keterangan resminya, Jumat (6/12/2024).

 

Ika menuturkan, platform data exchange layer ini telah terbukti mendukung transformasi digital di Estonia, di mana seluruh layanan publik dapat diakses secara online melalui satu sistem yang terintegrasi, membuat proses lebih cepat, efisien, dan transparan. 

 

"Kami terus melakukan inovasi dalam transformasi digital untuk meningkatkan layanan, kemudahan bagi pengguna, tapi dijamin keamanannya," kata Ika. 

 

Lebih lanjut Ika menjelaskan, melalui JDX, memungkinkan pertukaran data lintas instansi secara efisien, aman, dan terintegrasi tanpa mengorbankan keamanan data. 

 

Menurutnya, JDX memiliki lima prinsip utama, yaitu pertama keamanan. Hanya pihak berwenang yang dapat mengakses data dengan sistem enkripsi tingkat tinggi untuk menjaga kerahasiaan informasi.  

 

Kedua, desentralisasi. Data tetap berada di masing-masing institusi, mengurangi risiko kehilangan data akibat sentralisasi. 

 

Ketiga, interoperabilitas. Meskipun setiap institusi memiliki sistem berbeda, semuanya dapat terhubung dan berbagi data dengan mudah. 

 

 

Keempat akses terkendali. Setiap permintaan akses data tercatat dan dapat dilacak, sehingga transparansi dan akuntabilitas tetap terjaga. 

 

"Terakhir efisiensi, yaitu mampu menangani permintaan data dalam jumlah besar secara cepat dan tepat," beber Ika.

 

Menurut Ika, dengan sistem ini, instansi-instansi di Jabar dapat berbagi data secara aman dan menjaga kendali penuh atas informasi sensitif mereka. 

 

Hubungan antar instansi juga menjadi lebih terintegrasi, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih akurat dan berbasis data.

 

Jabar Data Exchange tidak hanya berfungsi sebagai platform, tetapi juga membangun ekosistem yang mendorong perangkat daerah di lingkungan Pemprov Jabar untuk berpartisipasi aktif dalam integrasi data. 

 

Dengan langkah ini, Jawa Barat berupaya menciptakan tata kelola data yang efisien, aman, dan mendukung transformasi digital secara menyeluruh. 

 

Ika menegaskan pula bahwa data yang terkelola dengan baik adalah kunci untuk pengambilan keputusan yang tepat dan efisien. 

 

"Melalui Jabar Data Exchange, kami memastikan bahwa setiap institusi di Jawa Barat dapat berbagi data secara aman dan mudah, tanpa mengorbankan keamanan informasi," pungkas Ika.