Aset perbankan di wilayah DIY pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 6,11 persen (yoy) mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan pertumbuhan bulan September yaitu sebesar 5,98 persen yoy menjadi Rp111,51 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) Oktober 2024 mencapai Rp91,92 triliun, tumbuh sebesar 4,74 persen (yoy), mengalami penurunan dari bulan September 2024 yang tumbuh sebesar 5,50 persen (yoy).
Kredit/pembiayaan perbankan di DIY pada Oktober 2024 tumbuh sebesar 9,00 persen (yoy) menjadi Rp62,77 triliun, dengan tiga sektor ekonomi yang tumbuh tertinggi secara ytd yaitu sektor listrik, gas dan air (134,88 persen); sektor konstruksi (35,60 persen); dan sektor pertambangan dan penggalian (35,43 persen).
Risiko kredit terjaga yang tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) turun dari 4,25 persen pada bulan September 2024 menjadi 4,24 persen pada bulan Oktober 2024.
Kredit/pembiayaan yang disalurkan kepada UMKM pada Oktober 2024 mencapai Rp28,74 triliun atau tumbuh sebesar 2,58 persen (yoy) dengan market share mencapai 45,80 persen dari total kredit/pembiayaan perbankan, mengalami penurunan dari bulan September (46,03 persen), namun telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 30 persen pada tahun 2024. Rasio NPL kredit/pembiayaan UMKM mengalami perbaikan kualitas dari 6,30 persen (September 2024) menjadi 6,24 persen (Oktober 2024).
Kinerja perusahaan pembiayaan pada September 2024 mengalami pertumbuhan yang positif. Penyaluran pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan pada September 2024 mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya secara yoy yang tumbuh sebesar 16,77 persen dibandingkan 21,08 persen. Rasio Non Performing Financing (NPF) mengalami sedikit perbaikan kualitas dari 2,43 persen pada Juni 2024 menjadi 2,36 persen pada bulan September 2024.
Outstanding pinjaman fintech peer to peer (P2P) lending pada September 2024 tercatat sebesar Rp1,13 triliun, tumbuh 41,56 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan outstanding Juni 2024 yaitu 1,03 triliun dengan pertumbuhan 29,34 persen yoy. TWP 90 pada September 2024 tercatat 2,82 persen atau mengalami sedikit penurunan dibandingkan posisi Juni 2024 yaitu 3,01 persen.
Transaksi pasar modal pada September 2024 mencatatkan perkembangan jumlah SID Saham sebesar 121.028 (tumbuh sebesar 17,93 persen yoy), SID Reksa Dana sejumlah 233.853 (tumbuh sebesar 12,12 persen yoy) serta SID Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19.872 (tumbuh sebesar 21,39 persen yoy). Transaksi pasar modal di DIY didominasi oleh investor ritel.
OJK DIY juga telah menerbitkan publikasi kinerja lembaga jasa keuangan di wilayah
Perkembangan Edukasi dan Pelindungan Konsumen Sejak Januari hingga November 2024, OJK DIY telah menerima 444 pengaduan konsumen yang disampaikan melalui surat dan diinput pada Aplikasi Portal Pengaduan Konsumen (APPK). Dari pengaduan yang disampaikan melalui surat dan APPK sebanyak 297 merupakan pengaduan sektor perbankan, 134 merupakan pengaduan sektor IKNB, dan sisanya merupakan pengaduan di sektor Pasar Modal, Lembaga Jasa Keuangan (LJK) Lainnya maupun Non LJK.
Selanjutnya, dari Januari hingga November 2024, terdapat 1.716 pengaduan konsumen secara walk in yang terdiri dari 540 pengaduan sektor perbankan, 792 merupakan pengaduan sektor IKNB (asuransi, perusahaan pembiayaan, pergadaian, fintech peer to peer lending dan modal ventura), 2 pengaduan merupakan pengaduan sektor pasar modal dan sisanya merupakan pengaduan lainnya.
Adapun dari total pengaduan konsumen secara walk in termasuk di dalamnya terdapat 212 pengaduan konsumen terkait investasi ilegal dan pinjaman online ilegal. Selain itu, dari Januari hingga November 2024, OJK DIY telah melayani permintaan informasi debitur Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) sebanyak 8.246 permintaan yang terdiri dari 8.224 permintaan debitur perorangan dan 22 permintaan debitur badan usaha.
Upaya literasi dan inklusi keuangan oleh OJK juga melibatkan dukungan strategis berbagai pihak, di antaranya pemerintah daerah melalui peran Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) termasuk di dalamnya Organisasi Pemerintah Daerah dan Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) serta stakeholder lainnya, antara lain akademisi dan mitra strategis lainnya. TPAKD di wilayah Indonesia telah terbentuk seluruhnya yakni sejumlah 38 TPAKD di tingkat provinsi dan 514 di tingkat kabupaten/kota, termasuk di DIY yaitu 1 TPAKD tingkat provinsi dan 5 TPAKD tingkat kabupaten/kota.
OJK terus mengakselerasi perluasan akses keuangan regional melalui optimalisasi program-program TPAKD antara lain program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), program Simpanan Pelajar (SimPel), program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), program Laku Pandai dan program Ekosistem Keuangan Inklusif di Wilayah Perdesaan.
Sejak Januari s.d. November 2024, OJK DIY telah melaksanakan 131 kegiatan edukasi keuangan baik yang dilakukan secara offline maupun online dengan total peserta sebanyak 13.642 peserta yang tersebar di wilayah DIY maupun wilayah lainnya di Indonesia.
Media sosial Instagram OJK DIY @ojk_jogja sebagai saluran media komunikasi digital yang menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat serta kegiatan-kegiatan OJK DIY lainnya, telah memublikasikan sebanyak 937 konten dengan jumlah followers sebanyak followers 10.157 posisi November 2024.
OJK DIY juga terus mendukung program literasi dan inklusi keuangan secara masif dalam rangka pencapaian target literasi dan inklusi keuangan nasional, baik melalui kegiatan tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS)
lmsku.ojk.go.id serta media sosial.