Malang, Sonora.ID - Edukasi tentang penyakit Tuberkulosis (TBC) disampaikan oleh Puskesmas Sumbermanjing Kulon yang diwakili oleh Dr. Laila Risindradewi dan Ibu Dia Selvi, Koordinator TB Puskesmas Sumbermanjing Kulon dalam “Ngopi” (Ngobrol Inspirasi).
Edukasi tersebut memiliki tujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat terkait dampak negatif dari TBC dan bagaimana cara mencegahnya.
Dr. Laila dalam talkshow tersebut memberikan penjelasan bahwa TBC merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang bisa menyerang beberapa organ dalam tubuh, khususnya paru-paru. Penularan penyakit ini dapat melalui percikan air liur atau droplet ketika penderita bersin atau batuk.
“Kuman ini sangat tahan terhadap asam lambung dan dapat menginfeksi saluran pernapasan maupun pencernaan,” papar Dr. Laila.
Kelompok usia yang memiliki tingkat kerentanan tinggi untuk terjangkit TBC adalah anak-anak dan seseorang yang memiliki imunitas tubuh rendah, seperti penderita diabetes dan HIV.
Baca Juga: Resep Bakso Bakar Malang yang Pedas Gurih dan Manis, Bumbu Medhok
“Anak-anak lebih rentan karena sistem imun mereka belum terbentuk sempurna,” tambahnya.
Karakteristik gejala TBC di antaranya batuk yang terjadi selama lebih dari tiga minggu, sering berkeringat di malam hari, dan berat badan yang menurun. Puskesmas Sumbermanjing Kulon memberikan layanan pemeriksaan gratis melalui metode Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk memastikan diagnosa.
“Hasil tes TCM biasanya keluar kurang dari seminggu, memungkinkan pasien mendapatkan pengobatan lebih cepat,” ungkap Ibu Dia.
Selain melalui metode TCM, pemeriksaan diagnosa penyakit ini bisa dilakukan dengan metode lain seperti tes tuberkulin dan rontgen dada untuk mendeteksi kemungkinan TBC, khususnya di kalangan anak-anak yang memiliki hambatan dalam mengeluarkan dahak.