3 Amalan Bacaan Tasbih yang Bisa di Praktikan paada Bulan Rajab

15 Januari 2025 22:57 WIB
ilustrasi, Bacaan Tasbih Malaikat untuk Rezeki
ilustrasi, Bacaan Tasbih Malaikat untuk Rezeki ( Freepik)

Sonora.ID – Berikut ulasan selengkapnya mengenai “4 Amalan Doa yang Bisa di Praktikan paada Bulan Rajab”.

Bulan rajab menjadi salah satu bulan yang ada didalam kalender hijriah. Bulan ini menjadi salah satu bulan yang luar biasa.

Pada bulan ini umat islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan terutama dalam beribadah.

Salah satu amalan yang dianjurkan dikerjakan pada bulan Rajab adalah bertasbih, bersholawat dan sedekah.

Berdasarkan pemapasaran Kamus Besar Bhasa Indonesia (KBBI) tasbih adalah sebuah praktik pembacaan puji-pujian berulang kepada Allah SWR dengan mengucapkan subahanallah Mahasuci Allah dan Subahana Rabbiyal azim (a’la) dengan berbagai kemuliaan bagi TRTuhanku yang Maha besar (Maha tinggi).

Baca Juga: Keutamaan Sholat Tasbih, Lengkap dengan Tata Cara Ibadahnya!

Pada bulan Rajab ada beberapa amalan khusus tasbih, Adapun tasbih di bulan Rajiab dapat diamalkan pada 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari terakhir.

Masingmasing pada waktu ini tasbihnya berbeda-beda. Keutamaan tasbih Rajab tersebut dijelaskan dalam kitab Nuzhah al-Majaliis. Mengutip situs Pesantren Tebuireng (Tebuireng.online), berikut adalah sabda Rasulullah SAW mengenai keutamaan tasbih di bulan Rajab.

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ كُلَّ يَوْمٍ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَّلِ مِنْ رَجَبٍ سُبْحَانَ الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ مِائَةَ مَرَّةٍ وَكُلَّ يَوْمٍ مِنَ الْعَشْرِ الثَّانِيِ مِائَةَ مَرَّةٍ سُبْحَانَ اللهِ الْأَحَدِ الصَّمَدِ وَمِنَ الْعَشْرِ الثَّالِثِ مِائَةَ مَرَّةٍ سُبْحَانَ اللهِ الرَّءُوْفِ لَمْ يَصِفْ اَلْوَاصِفُوْنَ مَا يُعْطَى مِنَ الثَّوَابِ

Artinya: Dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Barang siapa setiap hari dari sepuluh awal bulan Rajab membaca : Subhaanal Hayyil Qoyyum 100 kali, dan sepuluh kedua: Subhaanal Ahadishshomad 100 kali, dan sepuluh ketiga:  Subhaanallohirro’uf 100 kali, maka orang yang mensifati tidak bisa mensifati pahala yang akan diberikan kepada orang tersebut.” [Nuzhah al-Majaliis, Syekh Abdurrahman As-Shafuri As-Syafi’i jilid I, hal. 155].

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm