أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى نِعَمِهِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى، وَأَشْكُرُهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَهِدَايَتِهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، إِلَهُ الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ، وَرَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرَضِينَ.
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَصَفِيُّهُ مِنْ خَلْقِهِ وَخَلِيلُهُ، الْمَبْعُوثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، وَالْهَادِي إِلَى الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيمِ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِينَ الطَّاهِرِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللَّهِ، أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، فَقَدْ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ، إِنَّنَا الْيَوْمَ نَتَحَدَّثُ عَنْ حَدَثٍ عَظِيمٍ فِي تَارِيخِ الْإِسْلَامِ، أَلَا وَهُوَ الْإِسْرَاءُ وَالْمِعْرَاجُ. هَذِهِ الرِّحْلَةُ الرُّوحِيَّةُ الَّتِي قَامَ بِهَا نَبِيُّنَا مُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَالَّتِي تَحْمِلُ فِي طَيَّاتِهَا دُرُوسًا وَعِبَرًا عَظِيمَةً لِكُلِّ مُسْلِمٍ.
إِنَّ هَذِهِ الرِّحْلَةَ الْمُبَارَكَةَ تُذَكِّرُنَا بِقُدْرَةِ اللَّهِ تَعَالَى الَّتِي لَا حَدَّ لَهَا، وَتُعَلِّمُنَا أَنَّ الْإِيمَانَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ هُوَ أَسَاسُ النَّجَاةِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ. فَلْنَتَأَمَّلْ مَعًا، أَيُّهَا الْإِخْوَةُ الْكِرَامُ، فِي بَعْضِ الدُّرُوسِ الْمُسْتَفَادَةِ مِنْ هَذِهِ الْحَادِثَةِ الْعَظِيمَةِ.
Hadirin Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Peristiwa Isra’ Mi’raj merupakan salah satu mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. Perjalanan spiritual yang luar biasa ini terjadi dalam satu malam, di mana Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian dinaikkan ke langit tertinggi untuk bertemu dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an Surah Al-Isra’ ayat 1:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al-Isra’: 1)
Ayat ini menunjukkan betapa agungnya peristiwa Isra’ Mi’raj dan betapa pentingnya kita sebagai umat Islam untuk memahami dan mengambil pelajaran darinya.
Berikut beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari perjalanan spiritual Rasulullah SAW:
1. Kekuatan Iman dan Keyakinan
selengkapnya dapat disimak di sini
Baca Juga: Doa Isra Mi'raj 27 Rajab Lengkap dengan Tata Cara dan Keutamaannya
Khutbah Jumat Tentang Isra Miraj Penuh Hikmah Bagi Umat Islam
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah.
Di bulan Rajab yang mulia ini kita bertemu dengan sebuah momen yang agung, yaitu peringatan Isra’ dan Mi’raj. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١)
Artinya: Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari al-Masjidil Haram ke al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan) kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS al-Isra’: 1).
Saudara-saudara seiman, mukjizat Isra’ telah tetap dengan nash Al-Qur`an, hadits-hadits yang shahih dan ijma’. Oleh karena itu, kita wajib mengimaninya. Perjalanan Isra’ terjadi dengan roh dan jasad Nabi. Hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah, karena Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. Oleh karenanya, para ulama menegaskan, “Barangsiapa yang mengingkari mukjizat Isra’, berarti ia telah mendustakan Al-Qur’an dan barangsiapa mendustakan Al-Qur’an maka ia tidak lagi tergolong sebagai bagian dari kaum muslimin.”
Ma’asyiral Muslimin rahimukumullah.
Perjalanan Isra’ dimulai dari rumah Ummu Hani` binti Abu Thalib sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Anas bin Malik radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Abu Dzarr menyampaikan hadits bahwa Rasulullah bersabda: “Atap rumahku dibuka, ketika itu aku di Makkah, Jibril turun dan membelah dadaku, lalu membasuhnya dengan air zamzam, kemudian ia datang membawa bejana emas yang penuh dengan hikmah dan iman, maka ia menuangkannya di dadaku, kemudian menutup dadaku kembali” (HR Muslim). Al-Baihaqi meriwayatkan dari sahabat Syaddad bin Aus radliyallahu ‘anhu, ia berkata: Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana engkau diperjalankan Isra’? Nabi menceritakan: “Aku melakukan shalat malam bersama para sahabatku di Makkah, lalu Jibril mendatangiku dengan binatang putih, postur tubuhnya lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari baghl (peranakan kuda dan keledai), maka Jibril berkata: “Naiklah!”
Simak selengkapnya di sini
Khutbah I
اَلْحَمْدُ للهِ اَلْحَمْدُ للهِ اَلَّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَه لَا شَرِيْكَ لَه، ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اَللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى ألِه وَأصْحَابِه وَالتَّابِعينَ بِإحْسَانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالى فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمُ
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini. Shalawat serta salam, semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang dan jelas, yaitu addinul Islam. Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga kita selau dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.
Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah
Pada khutbah kali ini khatib ingin menyampaikan judul hikmah Isra Mi’raj. Isra’ Mi’raj adalah peristiwa luar biasa dan tidak masuk akal di zamannya, yaitu Allah swt memanggil dan memperjalankan serta memberikan keistimewaan kepada Nabi Muhammad saw untuk melakukan perjalanan dari Masjidilharam Makkah menuju Masjidilaqsha Palestina. Kemudian dari Masjidilaqsha menuju Sidratul Muntaha untuk menghadap Allah swt. Sebagaimana Allah jelaskan dalam Surat Al-Isra ayat pertama:
سُبْحَٰنَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
Artinya: "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjid Al-Haram menuju ke Masjid Al-Aqsa yang telah diberkahi sekelilingnya, agar kami perlihatklan kepada nya dari tanda-tanda kebesaran kami, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS Al-Isra: 1)
Sejarah telah menjelaskan, Nabi Muhammad diisra’mi’rajkan adalah karena kesediahan yang dialaminya. Kesediah itu disebabkan karena meninggalnya istri tercinta, Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib. Keduanya adalah pendukung kuat dalam berdakwah, karenanya Nabi sedih.
Selengkapnya dapat disimak di sini
Demikian beberapa contoh khutbah Jumat tentang Isra Miraj yang bisa jadi referensi. Wallahu a'lam.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News