Mempawah, Sonora.ID - Pelabuhan Terminal Kijing tahun 2024 telah melayani kegiatan bongkar muat komoditi curang kering sebanyak 725 ribu ton baik kernel/cangkang sawit, pupuk, bauksit, dan lainnya. Hal itu dijelaskannya, Rabu (21/1/2025).
Untuk kernel/cangkang sawit yang mana sebelumnya merupakan komoditi tidak pernah dilirik, ternyata sekarang menjadi komoditi unggulan ekspor untuk kebutuhan perusahaan-perusahaan di Jepang sebagai energi alternatif pengganti fossil oil dan ramah lingkungan.
"Untuk pupuk, sekarang telah berdiri dua perusahaan pupuk besar di wilayah Mempawah dekat Terminal Kijing yaitu Permata Agro Group dan Saraswanti Group yang memproduksi pupuk dan dolomit untuk menyuplai kebutuhan pupuk untuk perkebunan wilayah Kalimantan Barat," ungkap Manager Komersial Pelindo Regional II Pontianak, Ervin Bayu.
Sementara itu, Ervin mengatakan untuk tahun 2025 Pelabuhan Terminal Kijing berpotensi dalam penambahan arus curah cair dari 2 mitra yang saat ini sedang menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan CPO / Refenery.
Kedua mitra tersebut adalah PT Pacific Bio Industry (PBI) yang diestimasikan mulai berproduksi di pertengahan tahun 2025 dengan kapasitas produksi tahun pertama sebesar 550.000 ton dan PT Khatulistiwa Raya Cakrawala yang diestimasikan mulai berproduksi di triwulan ke-4 tahun 2025 dengan kapasitas produksi tahun pertama sebesar 1 juta ton.
Kemudian satu lagi calon mitra yang sedang proses land clearing yaitu PT Riya Pasific Nabati yang bergerak di bidang pengelolaan minyak kelapa sawit.
"Kita akan ada penambahan tiga tenan yaitu dari Pasific Bio Industry, terus dari Apical Group, dan ketiga, Riya Pasifik Nabati," terangnya.
Dengan adanya 3 mitra baru di Terminal Kijing diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi warga sekitar maupun untuk negara terutama mendukung program hilirisasi produk curah cair (CPO dan turunannya).