Sonora.ID – Berikut beberapa contoh khutbah Jumat bulan Syaban singkat tapi menggetarkan hati yang bisa dijadikan referensi bagi yang membutuhkan.
Bulan Syaban adalah bulan ke delapan dalam kalender Islam, sekaligus menjadi bulan terakhir sebelum memasuki Ramadhan.
Bulan Sya'ban adalah salah satu bulan yang penuh berkah danmemiliki keutamaan yang sangat besar dalam Islam.
Nah, tema khutbah Jumat bulan Syaban sangat cocok untuk diangkat khatib saat sholat Jumat.
Ada berbagai tema yang dapat dibicarakan, mulai dari keutamaan Bulan Syaban, periapan menyambut bulan Ramadhan dan masih banyak lagi.
Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Isra Miraj Terbaru, Singkat Tapi Menyentuh Hati
Berikut 3 khutbah Jumat bulan Syaban singkat tapi menggetarkan hati.
1. Khutbah Jumat Keutamaan Bulan Syaban
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاۤءً وَّالْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَالْحِسَابَ. اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى خَيْرِ الْأَنَامِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَ عَلٰى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ الْهُدَى إِلَى يَوْمِ الْحِسَابِ. أَيُّهَا الْأَحْبَابُ، أُوْصٍيْكُمْ وَإِيَاّيَ بِالتَّقْوَى اللّٰهِ التَّوَّابِ، فَقَدْ فَازَ مَنْ أَنَابَ.
لَقَدْ قَالَ تَعَالىَ فِي الْكِتَابِ: ﴿يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ ٧٠ يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا ٧١ ﴾ ( الاحزاب/33: 70-71)
أَمَّا بَعْدُ، فَقَالَ خَيْرُ الْأَنْبِيَاءِ: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، الإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْؤُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Segala puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, pencipta alam semesta raya.
Yang telah menciptakan manusia bersuku-suku bangsa, beraneka ragam budaya, bahasa dan agama.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda nan mulia, Rasulullah Muhammad saw. dan keluarganya beserta seluruh umatnya yang setia hingga hari kiamat tiba.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Rajab yang baru saja kita tinggalkan, sejatinya adalah bulan yang mulia, 1 diantara 4 bulan yang dikeramatkan yakni Bulan Zulkaidah, Zulhijjah, Muharam, dan Rajab. Bulan Rajab bulan yang dinantikan dan dielu-elukan oleh mayoritas umat Islam, bahkan terabadikan dalam untaian syair dan doa nan indah, yang diambil dari riwayat Anas bin Malik:
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲٍ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚِ ﺭَﺿِﻲَ اللّٰهُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ : ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮْﻝُ اللّٰهِ ﺻَﻠﻰَّ اللّٰهُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ َﺇﺫَﺍ ﺩَﺧَﻞَ ﺭَﺟَﺐَ ﻗﺎَﻝَ اَللّٰهُمَّ ﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟَﻨَﺎ ﻓِﻲْ ﺭَﺟَﺐَ ﻭَﺷَﻌْﺒﺎَﻥَ ﻭَﺑَﻠِّﻐْﻨَﺎ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ. ﺭﻭﺍﻩ ﺃﺣﻤﺪ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﺴﻨﺪ ﻭﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ ﺍﻟﺪﻋﻮﺍﺕ ﺍﻟﻜﺒﻴﺮ ﻭﺷﻌﺐ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﻭﻓﻀﺎﺋﻞ ﺍﻷﻭﻗﺎﺕ
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu beliau berkata: "Dahulu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasanya jika memasuki bulan Rajab beliau berdoa: Allahumma Barik Lana Fi Rajaba Wa Sya'bana Waballighna Ramadhana. Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan. Hadits riwayat Ahmad dalam al Musnad, al Baihaqi dalam Da'wat al Kabir dan Syu'abul Iman, serta Fadhail al Awqat.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Sya'ban bulan yang hari ini kita bersamanya, adalah bulan yang memiliki banyak keutamaan, baik catatan sejarah peristiwa penting maupun berkaitan dengan ritual keagamaan dan amaliyah tertentu. Di dalam kitab Maadzaa Fii Syakbaan (Ada apa di bulan Sya'ban), Prof. Dr. Sayyid Muhammad Ibn Alawi al-Maliki al-Hasani menyebutkan beberapa hal terkait Sya'ban menyebutkan beberapa peristiwa bersejarah di bulan Sya'ban, diantaranya:
1. Perpindahan kiblat dari baitul Maqdis ke Ka'bah. Sebelumnya umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis selama 17 bulan 3 hari, dan mulai menghadap Kabah pada hari Selasa pertengahan bulan Sya'ban. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an yakni Surat Al Baqarah 2: 144, Allah berfirman:
﴿ قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٤٤ ﴾ ( البقرة/2: 144)
Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah/2: 144)
2. Pelaporan amal, yakni pelaporan amal yang bersifat lebih luas, laporan tahunan. Karena laporan amal manusia ada yang harian setiap subuh dan asar serta ada laporan pekanan setiap hari Senin dan Kamis. Diantara hadits yang menunjukkan hal itu adalah riwayat Usamah bin Zaid,
قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ لَمْ أَرَكَ تَصُوْمُ مِنْ شَهْرٍ مِنَ الشُّهُوْرِ مَا تَصُوْمُ شَعْباَنَ قال ذَاكَ شَهْرٌ يُغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رجبَ ورمضانَ وهو شهرٌ تُرْفَعُ فِيْه الْأَعْمَالُ إِلى رَبِّ العالمين وأُحِبُّ أن يُرفعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائمٌ
Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku tak pernah melihatmu berpuasa di satu bulan yang lebih banyak seperti bulan Sya'ban ini. Maka beliau menjawab, "Ini adalah bulan yang dilalaikan manusia, antara Rajab dan Ramadhan, Sya'ban ini adalah bulan dilaporkannya amal-amal kepada Allah, dan aku senang ketika dilaporkan itu dalam kondisi berpuasa. (HR. Nasai dan Ahmad)
3. Penentuan umur, pada bulan Sya'ban terdapat penentuan umur, yang berarti bahwa pada bulan itu ditampakkan penentuan umur manusia kepada malaikat.
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Sya'ban tidak hanya menyimpan peristiwa-peristiwa penting, namun juga memiliki keutamaan tersendiri, diantaranya bulan Sya'ban adalah bulan puasa sunnah, baik bagi yang terbiasa melakukannya maupun bagi mereka yang masih punya tanggungan puasa Ramadhan tahun lalu, Sya'ban juga bulan Al Qur'an, bulan selawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Bahkan ada satu waktu yakni malam Nisfu Sya'ban yang hanya terdapat pada bulan ini, malam yang berlimpah barokah dan bergelimang kebaikan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
يَطَّلِعُ اللّٰهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ. رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ
Allah merahmati para hamba-Nya di malam Nisfu Sya'ban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya, kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap muslim lain karena urusan duniawi. (HR. Ibnu Hibban, At-Thabarani dan Al-Baihaqi)
Oleh karenanya hendaklah menghidupkan malam ini dengan berbagai macam amal kebaikan.
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
"Jika tiba malam Nisfu Sya'ban, maka shalatlah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas)." (HR. Abu Dawud)
Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah
Kita tentu menyadari, bahwa dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama di Indonesia tidaklah mudah menyatukan umat dalam satu pemahaman. Boleh jadi ada keberagaman dalam memahami dan menjalankan agama ini.
Masing-masing merasa dan mengaku benar sesuai dengan ilmu dan pemahamannya. Akan tetapi ketika kita berbeda dengan orang lain, tidak berarti kita benar dan orang lain salah atau sebaliknya, karena kebenaran-kebenaran itu masih sebatas klaim dan pengakuan manusia, sedangkan kebenaran hakiki milik Allah Swt.
Maka tetaplah bersatu dalam keberagaman, menjaga komitmen kebangsaan, saling toleransi, anti kekerasan dan akomodatif terhadap kearifan lokal.
Marilah kita sibukkan diri untuk memanfaatkan nikmat umur, dengan berbagai amal dan budi pekerti nan luhur.