Dirut KAI Sebut Mau Santai Naik Parahyangan, Mau Cepat Naik Whoosh

2 Februari 2025 16:30 WIB
Dirut KAI Didiek Hartantyo bersama Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin (kemeja biru gelap) saat peninjauan Posko Gapeka 2025 di Stasiun Bandung, Sabtu (1/2/2025)
Dirut KAI Didiek Hartantyo bersama Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin (kemeja biru gelap) saat peninjauan Posko Gapeka 2025 di Stasiun Bandung, Sabtu (1/2/2025) ( Dok. Humas Daop 2 Bdg)

Bandung, Sonora.ID - Sabtu, 1 Februari 2025 menjadi tanda sudah tidak beroperasinya lagi Kereta Api (KA) Argo Parahyangan tujuan Gambir - Bandung. Hal ini karena mulai diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) terbaru yang menggeser Gapeka 2023.
 
Namun demikian sebagai gantinya, KAI menghadirkan KA Parahyangan kelas eksekutif dan ekonomi dengan tujuan yang sama.
 
 
"Dalam Gapeka terbaru ini ada penambahan perjalanan KA sebanyak 8% dari Gapeka 2023, yaitu KA Cakrabuana dari Purwokerto - Gambir, KA Ijen Ekspres dari Ketapang - Malang, KA Gunung Jati (Argo Cirebon) Semarang Tawang - Cirebon - Gambir, KA Sancaka Utara Surabaya - Cilacap, dan KA Madiun Ekspres (Madiun Jaya) Gambir - Madiun, dan KA Parahyangan Gambir - Bandung," ucap Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo saat peninjauan Posko Gapeka 2025 di Stasiun Bandung, Sabtu (1/2/2025).
 
Didiek menyebut, keberadaan kereta yang dulu dikenal dengan nama Gopar, masih tetap ada dengan nama KA Parhyangan yang dalam Gapeka terbaru, berhenti di delapan stasiun.
 
"Bagi masyarakat yang mau cepat sampai tujuan ya naik kereta Whoosh, tapi kalau mau santai naik KA Parahyangan. Waktu tempuhnya itu 3 jam, jadi santai," jelas Didiek.
 
"Ya Kita ingin membangkitkan kembali ekonomi daerah itulah mengapa KA Parahyangan berhenti di delapan stasiun di antaranya Purwakarta, Cikampek, dan Karawang," kata Didiek.
 
Secara khusus, Didiek pun menyatakan bahwa pihaknya tidak ada maksud melikuidasi KA Argo Parahyangan. Pihaknya hanya mengembalikannya seperti semula.
 
"Kita kembalikan ke aslinya," tegas Didiek.
 
 
"Saya datang ke sini, menyampaikan kepada masyarakat Jawa Barat bahwa kereta api Argo Parahyangan itu tetap ada dan ini kita kembalikan ke awalnya dulu Kereta Parahayangan. Kemudian digabungkan dengan Argo Gede menjadi Argo Parahayangan, nah sekarang itu kita kembalikan ke aslinya Parahyangan karena ini beroperasi di Bumi Parahayangan," jelasnya.
 
"Saya ingin menyakinkan pada masyarakat bahwa Kereta Parahyangan ini tetap menjadi milik Jawa Barat," imbuh Didiek Hartantyo sambil menyebut ada pula penyesuaian tarif di KA tersebut.
 
Karena turun kasta, kelas KA Parahyangan tak lebih sebagai KA campuran eksekutif-ekonomi premium. Di tempat yang sama, tindakan terhadap eksistensi KA Parahyangan mendapat atensi Penjabat Gubernur Jabar, Bey Machmudin.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm