Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin didampingi Kepala BI Jabar Muhammad Nur saat doorstop usai membuka acara BEJA di Gedung Sate Bandung, Selasa (11/2/2025) / Gun (
)
Bandung, Sonora.ID - Sudah bukan zamannya jika terjadi ketimpangan aturan antara provinsi dan kabupaten/kota yang malah jadi penghambat bagi investor.
Terkadang ditemukan adanya perbedaan regulasi yang mengakibatkan ketidakpastian hukum, memperlambat perizinan, serta meningkatkan biaya investasi. Hal ini membuat investor enggan menanamkan modal karena harus menghadapi aturan yang tumpang tindih atau bertentangan.
"Kita perlu menyelaraskan kebijakan agar regulasi lebih harmonis dan transparan. Koordinasi antar tingkat pemerintahan harus diperkuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif," ucap Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin saat membuka acara Bewara Jawa Barat (BEJA) di Aula Timur Gedung Sate Bandung, Selasa (11/2/2025).
"Dengan adanya keseragaman aturan, proses investasi menjadi lebih efisien, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional secara berkelanjutan," imbuhnya.
Selain itu dalam sambutannya di acara yang bertema "Realisasi Investasi Jabar 2024 dan Prospek Ekonomi dalam Mendukung Investasi Jabar di Tahun 2025", Bey menginginkan realisasi investasi di Jabar tahun ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
" Ya tahun ini semoga tetap tertinggi, tapi yang terpenting adalah, bagaimana investasi ini berdampak kepada masyarakat. Jadi jangan hanya investasi saja," kata Bey.
"Karena baik gini ratio maupun tingkat pengangguran terbuka di Jabar masih terbilang tinggi. Maka dari itu diharapkan, dengan adanya realisasi investasi mampu berdampak positif bagi masyarakat," imbuhnya.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjut Bey, harus ada pola yang mesti dilakukan, seperti strategi penyerapan tenaga kerja. Misalnya dengan menyinkronkan antara lulusan dengan kebutuhan industri.
Tidak hanya itu, sinkronisasi antara industri hasil investasi dengan pelaku usaha seperti UMKM, dalam penyediaan kebutuhan suku cadang penunjang juga harus klop.
Utamanya, kata Bey, realisasi investasi ini akan memberi dampak nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Komitmen kuat Pemprov Jabar dalam menciptakan iklim investasi yang baik juga dibuktikan dengan pencapaian penghargaan Anugerah Layanan Investasi (ALI).
Hal tersebut, menurutnya, tak lepas dari sinergi bersama Bank Indonesia yang diwujudkan melalui berbagai program kegiatan, diantaranya adalah West Java Investment Summit (WJIS).
Sementara itu Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat Muhammad Nur mengatakan, adanya sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia dan Pemprov Jabar telah berhasil membawa perekonomian Jabar tumbuh kuat di tahun 2024.
Nur mengungkapkan, rilis BPS menyebutkan perekonomian Jabar 2024 tumbuh 4,95% (year-on-year). Dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Jawa, capaian pertumbuhan Jabar tertinggi kedua setelah DI Yogyakarta.
"Pertumbuhan terutama bersumber dari peningkatan mobilitas masyarakat pada masa libur Nataru dan investasi yang tinggi," ungkap Nur.
"Pada tahun 2024, kinerja investasi Jawa Barat kembali mencatatkan capaian luar biasa, dengan total investasi mencapai Rp251,1 triliun, sekaligus menjadikan Jawa Barat sebagai provinsi dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia dan setara dengan 14,7% realisasi investasi nasional," ungkapnya lagi.
Ia juga menyampaikan apresiasi atas capaian kinerja investasi Jawa Barat tahun 2024. Bahkan menegaskan komitmen Bank Indonesia dalam mengawal pertumbuhan investasi dan perekonomian pada tahun 2025 di tengah tantangan yang dihadapi.
"Bank Indonesia akan terus bersinergi bersama Pemprov Jabar dalam mewujudkan pencapaian Asta Cita antara lain melalui pengembangan investasi yang akan mendukung pencapaian Asta Cita ke-3, Meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur," beber Nur.
"Sinergi ini diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat, menjadikan Jawa Barat semakin kompetitif dan menarik bagi investor, serta menciptakan dampak positif bagi perekonomian regional," pungkasnya.