Studi Action Against Stunting Hub (AASH) Ungkap Kesehatan Mental Perempuan Pengaruhi Pertumbuhan Anak

14 Februari 2025 15:10 WIB
Studi Action Against Stunting Hub (AASH) Ungkap Kesehatan Mental Perempuan Pengaruhi Pertumbuhan Anak
Studi Action Against Stunting Hub (AASH) Ungkap Kesehatan Mental Perempuan Pengaruhi Pertumbuhan Anak ( Sonora/Marbun)

 
Sonora.ID - Hasil Temuan Awal Studi AASH dari aspek kognisi menunjukkan 65 persen perkembangan anak-anak di Lombok Timur termasuk dalam kategori rata-rata namun belum optimal, karena dipengaruhi berbagai aspek seperti epigenetik, microbiome dan gizi terutama untuk usia satu hingga dua tahun. 
 
Ketua Tim Peneliti Studi Action Against Stunting Hub (AASH) untuk Komponen Kognitif dari Pusat Kajian Gizi Regional Universitas Indonesia (PKGR UI) Dr Risatianti Kolopaking, Psikolog mengatakan pihaknya meneliti sosok kakak atau saudara anak tersebut yang berusia tiga hingga enam tahun di Lombok Timur. 
 
“Kami juga meneliti kakak atau saudara kandung anak tersebut yang berusia tiga hingga enam tahun, dan hasilnya juga perkembangannya rata-rata dan belum berkembang dengan baik,” ujar Dr Risatianti Kolopaking.
 
 
Risatianti menjelaskan pada anak stunting, stimulasi yang diberikan oleh ibu ataupun pengasuh juga kurang optimal dan perlu pengayaan dan juga alat bantu bagi para ibu, sehingga membantu proses pendidikan dan kesiapan anak bersekolah.
 
Temuan lainnya menunjukkan, permasalahan kesehatan mental pada ibu perlu diperhatikan karena mempengaruhi pertumbuhan anak, baik yang berusia satu hingga dua tahun ataupun pada anak usia prasekolah. 
 
Menurutnya stimulasi yang kurang optimal pada anak stunting tersebut ternyata turut mengganggu perkembangan motorik kasar anak, seperti berjalan, berlari, keseimbangan. Padahal hal tersebut merupakan aspek penting bagi perkembangan anak ke depan terutama pada kesiapan anak bersekolah.
 
Mengenai diseminasi temuan awal studi AASH, salahsatu penanggap yang hadir yakni Direktur Pelayanan Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan dr. Lovely Daisy MKM menyampaikan target nasional penurunan angka stunting hingga 14% pada tahun ini menghadapi tantangan besar. Berdasarkan data tahun 2022-2023, angka stunting hampir mencapai 20% di beberapa wilayah, dengan tingkat prevalensi lebih tinggi di beberapa daerah tertentu.
 
“Intervensi kesehatan telah dilakukan secara lintas sektor untuk mencapai target ini, namun terdapat kendala dalam pemenuhan gizi dan kesehatan ibu serta anak. Intervensi yang telah lakukan mencakup suplementasi dan fortifikasi makanan, termasuk program Multiple Micronutrient Supplementation (MMS) yang kini telah menjadi bagian dari kebijakan nasional,” ujar Dr. Lovely Daisy. 
 
 
Program MMS menggantikan pemberian tablet tambah darah dengan suplemen yang mengandung 15 jenis vitamin dan mineral untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil dan mencegah stunting sejak dalam kandungan.
 
Sebagai langkah strategis, pemerintah terus memperkuat intervensi berbasis bukti melalui survei gizi nasional serta memprioritaskan daerah dengan tingkat prevalensi stunting tertinggi.
 
“Kami akan terus menguatkan program kesehatan ibu dan anak, memastikan akses terhadap suplemen gizi yang memadai, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan imunisasi,” ungkap Dr. Lovely Daisy.
 
Dalam kesempatan yang sama, Country Lead Studi AASH di Indonesia, Dr. Umi Fahmida mengatakan hasil temuan awal studi ini dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan stunting.
 
“Kami memang mendedikasikan data-data yang kaya untuk dimanfaatkan, tidak hanya untuk ilmu pengetahuan tetapi juga sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan,” kata Umi.
 
Untuk diketahui, AASH merupakan studi interdisiplin yang bertujuan menyusun tipologi stunting melalui pendekatan anak secara utuh atau "whole child approach". Penelitian itu dilaksanakan pada 2019-2024 di tiga negara yakni India, Indonesia dan Senegal. Untuk Indonesia, penelitian tersebut diselenggarakan di Lombok Timur. 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm