Jamaah yang dirahmati Allah,
Dalam ajaran Islam, kita dianjurkan untuk selalu menunjukkan wajah ceria dan tersenyum saat bertemu dengan orang lain. Sebaliknya, kita dilarang untuk menunjukkan wajah murung. Prinsip ini juga berlaku saat menyambut bulan Ramadan. Senyum menjadi simbol kebahagiaan dalam menyambut datangnya bulan suci ini.
Seorang Muslim hendaknya merasa bahagia ketika Ramadan tiba, sebagaimana kita menyambut tamu istimewa. Sebagai bentuk penghormatan terhadap tamu agung ini, kita perlu mempersiapkan "jamuan" terbaik, yakni dengan meningkatkan ibadah, baik yang bersifat pribadi maupun sosial.
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Ibadah pribadi bisa diwujudkan dengan melaksanakan shalat tarawih secara konsisten, memperbanyak tadarus Al-Qur'an, menjalankan ibadah umrah jika memungkinkan, serta terus berusaha memperbaiki diri.
Sementara itu, ibadah sosial dapat dilakukan dengan menyiapkan takjil bagi mereka yang membutuhkan, berbagi rezeki dengan kaum dhuafa, serta menyantuni anak yatim dan janda.
Ketika hilal telah terlihat dan Ramadan resmi dimulai, Rasulullah SAW mengajarkan untuk berdoa sebagai bentuk rasa syukur dan kebahagiaan. Dalam sebuah riwayat dari Thalhah bin Ubaidillah, Rasulullah SAW berdoa:
"Allahumma ahillahu ‘alaina bil yumni wal imani was salamati wal islam. Rabbi wa rabbukallah."
Artinya: "Ya Allah, jadikanlah hilal ini membawa keberkahan, keimanan, keselamatan, dan keislaman bagi kami. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." (HR. Tirmidzi).
Jamaah yang dimuliakan Allah,
Rasulullah SAW juga memberi kabar gembira kepada para sahabat tentang datangnya Ramadan, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
"Ramadan telah datang kepada kalian, bulan penuh berkah. Allah telah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Saat Ramadan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak mendapatkan keberkahannya, maka ia sungguh merugi." (HR. Ahmad, No. 7148).
Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaif al-Ma’arif menjelaskan bahwa Rasulullah SAW selalu memberi kabar gembira akan datangnya Ramadan. Sebagian ulama bahkan berpendapat bahwa hadis ini menjadi dasar dalam tradisi mengucapkan "selamat menyambut Ramadan" di antara sesama Muslim.