Selama dua puluh malam pertama, Ubai tidak membaca qunut, namun pada separuh terakhir Ramadan, doa qunut mulai dilantunkan.
Selain itu, Muhammad bin Nashr meriwayatkan bahwa Saad bin Jubair pernah ditanya tentang praktik Umar bin Khattab.
Saad menjelaskan bahwa ketika Umar mengirim pasukan Muslim dalam kondisi sulit, ia membaca doa qunut pada separuh terakhir bulan Ramadan karena kekhawatirannya terhadap keadaan pasukan.
Baca Juga: Kultum Tarawih Singkat Malam ke-8 Ramadhan 1446 H/2025: Inspirasi dan Makna
Bacaan Doa Qunut Witir
Doa qunut dalam salat witir di separuh terakhir Ramadan memiliki bacaan yang sama dengan qunut pada umumnya, yaitu:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِي فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِي فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنِي شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلَا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
Latin:
Allahummah dinii fii man hadaits, wa 'aafiinii fii man 'aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a'thaits, wa qi nii syarra maa qaddlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa 'alaik, wa innahuu laa yadzil-lu man waalaits, tabaarakta rabbana wa ta'aalaits.
Artinya:
"Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Berilah kami kesehatan sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Lindungilah kami sebagaimana Engkau telah melindungi mereka. Berilah keberkahan atas apa yang telah Engkau anugerahkan. Jauhkan kami dari keburukan yang telah Engkau tetapkan. Sungguh, Engkaulah yang menetapkan hukum, dan tidak ada yang dapat menjatuhkan hukum atas-Mu. Tidak akan hina orang yang Engkau lindungi, dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau, wahai Tuhan kami, dan Maha Tinggi Engkau."