Rasulullah bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: “Siapa yang mengerjakan shalat pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni” (HR Bukhari, Muslim, Nasa’i, Tirmidzi dan Ahmad, dari Abu Hurairah ra)
Kedua, berlama-lama iktikaf di masjid
Iktikaf adalah berdiam di masjid dengan niat ibadah, sehingga iktikaf harus diniatkan bukan asal masuk masjid dan duduk, yakni niat untuk melakukan iktikaf.
Iktikaf boleh kapan saja dilakukan dan di masjid mana pun. Mengingat iktikaf ini dalam rangka menyongsong malam lailatul qadar, maka sebaiknya dilakukan pada Ramadahan di malam 10 yang terakhir agar kemungkinannya akan mendapatkan malam lailatul qadar, malam yang penuh keberkahan dan lebih baik dari 1000 bulan.
Hal ini dilakukan oleh Nabi ketika sampai pada Ramadhan, sebagaimana haditsnya:
كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُجَاوِرُ فِي الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ ، وَيَقُولُ : تَحَرَّوا (وَفِي رِوَايَةٍ : الْتَمِسُوا) لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Artinya: "Rasulullah saw beriktikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, dan beliau mengatakan, carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan." (HR Bukhari dari Aisyah ra)
Ketiga, perbanyak membaca Al-Qur’an
Al-Qur’an salah maknanya adalah bacaan, mengandung maksud bahwa Al-Qur’an bacaan utama dari umat Islam di samping akan mendapat pahala yang banyak ketika membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Al-Qur’an juga merupakan hudan atau petunjuk bagi manusia yang ingin mendapatkan kehidupan yang bahagia duni dan akhirat.
Mengingat pentingnya membaca Al-Qur’an, maka hendaklah membacanya dengan baik.
Apalagi dalam rangka menyambut atau menyongsong malam lailatul qadar. Di samping itu berharap, Al-Qur’an menjadi penolong kelak di akhirat, sebagaimana hadits Nabi:
اقْرَؤُوا القُرْآنَ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, sungguh Al-Qur’an akan datang di hari kiamat menjadi penolong bagi yang membaca dan mempelajarinya.” (HR Muslim)
Keempat, perbanyak berdzikir kepada Allah
Berdzikir adalah mengingat Allah, mengingat akan Dzat-Nya, mengingat kebesara-Nya, mengingat kekuasaan-Nya, mengingat kasih sayang-Nya, mengingat akan siksa-Nya, dan seterusnya.
Berdzikir kepada Allah di mana saja yang dibolehkan dan kapan saja. Bisa sambil berdiri, duduk, dan lainnya.
Oleh karena itu, menjadi penting umat Islam berdzikir kepada Allah, apalagi dalam rangka menyambut malam lailatul qadar.
Berdzikir kepada Allah juga akan menjadikan seseorang dapat memperoleh ketenangan dalam hati dan pikirannya, sehingga akan dapat menjalani hidup dengan nyaman dan tentram, akhirnya ibadah pun bisa mencapai kekhusyukan.
Allah berfirman:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ
’’(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.'' (QS Ar-Ra’du: 28)
Kelima, perbanyak berdoa kepada Allah
Doa merupakan jembatan atau wasilah seorang hamba mengadu atau meminta sesuatu kepada Tuhannya, Allah swt.
Sebagai umat Islam jangan sampai tidak berdoa kepada Allah.
Dalam rangka menggapai malam lailatul qadar, malam yang penuh keberkahan, apa dan bagaimana doa yang dipanjatkan kepada Allah?
Rasulullah bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
’’Dari Aisyah –radhiyallahu anha-, ia berkata, Aku pernah bertanya pada Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa doa yang mesti ku ucapkan?” Jawab Rasul sallallahu alaihi wasallam, Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni (Ya Allah, Engkau Maha Memberikan Maaf dan Engkau suka memberikan maaf—menghapus kesalahan–, karenanya maafkanlah aku—hapuslah dosa-dosaku).” (HR Tirmidzi No 3513 dan Ibnu Majah No 3850)
Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bermanfaat dan mendapatkan malam lailatul qadar. Amin.
بَارَكَ اللّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَه اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ