Surabaya, Sonora.ID - Jelang persalinan, banyak Ibu yang merasa bingung menentukan metode persalinan antara normal atau caesar. Terlebih ketika mendengar operasi caesar, para Ibu sering merasa khawatir dikarenakan pemulihannya yang membutuhkan waktu lama pasca operasi caesar. Namun saat ini, perkembangan di dunia kesehatan memungkinkan persalinan caesar dapat pulih lebih cepat dengan Metode ERACS.
Dokter Spesialis Obgyn, dr. Jonathan Kevin Djuanda, Sp.OG, M.Ked.Klin mengatakan ERACS adalah singkatan dari Enhanced Recovery After Cesarean Surgery. Berbeda dengan operasi caesar konvensional, metode ERACS ini memiliki proses pemulihan yang lebih cepat setelah operasi.
“ERACS itu sebetulnya singkatan dari Enhanced Recovery After Cesarean Surgery. Jadi sebuah pemulihan yang lebih cepat setelah menjalani operasi caesar. Kalau jaman dulu, identiknya kalau habis operasi itu mual-mual, muntah-muntah, puasa-nggak boleh makan sampai laper, nggak boleh jalan. Nah sekarang itu dengan adanya metode ERACS, orang lebih cepet nih untuk pemulihannya setelah operasi, “ kata Dokter Spesialis Obgyn, dr. Jonathan Kevin Djuanda, Sp.OG, M.Ked.Klin, Rabu (12/3/2025).
Dokter Kevin mengatakan Ibu yang melahirkan dengan metode ERACS bisa melakukan kegiatan dan merawat bayinya lebih cepat. Semisal, lebih cepat untuk jalan, lebih cepat untuk makan sehingga bisa lebih cepat pulang dan merawat bayinya.
“Dengan dilakukannya metode ERACS ini akan menolong supaya ibu yang setelah menjalani operasi caesar itu bisa lebih cepat untuk jalan, lebih cepat untuk makan, dan demikian lebih cepat untuk pulang dari rumah sakit, lebih cepat merawat bayinya, pulang bersama bayinya, “ jelas dia.
Ada beberapa rangkaian medis yang akan dijalani para Ibu ketika melakukan metode persalinan ERACS.
Dokter akan memastikan apakah ibu memenuhi kriteria untuk menjalani operasi caesar dengan metode ERACS. Hal itu penting karena ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu hamil tidak bisa menjalani metode ERACS.
“Setiap Ibu seringkali kondisinya pada saat hamil itu berbeda dengan saat tidak hamil. Misalnya ada seorang ibu yang pada saat tidak hamil, dia tidak punya sakit apa-apa, ternyata saat hamil timbul tekanan darah tinggi seperti preeklamsia, kencing manis dalam kehamilan, yang mungkin bisa ada komplikasi sehingga terjadilah sesuatu yang membuat dia tidak bisa langsung pulang dari rumah sakit, “ kata Dokter Kevin.
“Untuk bisa memaksimalkan ERACS-nya, diawal idealnya juga ada kontrol yang baik. Seperti preeklamsia berat ini tidak sebatas tensinya tinggi, tapi kadang-kadang juga bisa disertai dengan kadar protein dalam darahnya rendah, pasiennya bengkak-bengkak, pada kasus-kasus yang berat bisa ada kejang dalam kehamilan, bisa sesak nafas, nah dalam kondisi seperti ini, jangankan ERACS, pasiennya mungkin setelah operasi harus pindah ke kamar intensif atau ICU misalnya untuk observasi lebih lanjut. Nah kondisi-kondisi seperti ini walaupun untuk nyerinya dipertahankan dengan optimal, kita tidak dapat menghindarkan munculnya rasa mual, kita tidak bisa menghindarkan bahwa pasien harus dipasang kateter lebih lama, pasien harus berbaring lebih panjang di rumah sakit, nah itu kita tidak bisa menghindarkan. Jadi ERACS ini memang penting untuk kenyamanan pasien dan jelas untuk keamanan pasien juga, tapi kita tidak boleh mengorbankan keamanan demi kenyamanan, “ ujarnya.
Dokter Kevin juga menjelaskan beberapa hal yang membedakan persalinan menggunakan metode ERACS dibandingkan konvensional yaitu pada metode ERACS, Ibu hamil bisa mengonsumsi makanan ringan 6 jam sebelum operasi. Selain itu, Ibu juga boleh minum air putih atau minuman yang mengandung gula 2 jam sebelum operasi. Sehingga Ibu hamil memiliki energi yang cukup sebelum menjalani operasi.