Kenali Bahaya Pembuatan Ketupat atau Lontong Dengan Bungkus Plastik

27 Maret 2025 11:30 WIB
Ketupat, makanan khas Hari Raya Idulfitri di Indonesia.
Ketupat, makanan khas Hari Raya Idulfitri di Indonesia. ( SHUTTERSTOCK/RANI RESTU IRIANTI)

Sonora.ID – Hari Raya Idulfitri identik dengan banyak hidangan khas, beberapa di antaranya adalah lontong dan ketupat.

Kedua hidangan ini biasanya disajikan sebagai pengganti nasi, dilengkapi dengan makanan khas hari raya lainnya, seperti opor, ayam, rendang, hingga sambal goreng.

Pada umumnya, lontong dan ketupat dibuat dengan dibungkus oleh daun pisang atau janur. Pembungkusan menggunakan daun pisang atau janur ini dapat memberikan aroma khas dari lontong atau ketupat yang menggugah selera, juga menjadi bahan yang aman digunakan sebagai pembungkus dibandingkan dengan bahan plastik.

Meskipun demikian, banyak orang saat ini yang mulai menggunakan plastik sebagai bahan untuk membungkus lontong dan ketupat dengan alasan kepraktisan yang diberikan. Hal ini dapat menjadi berbahaya karena bisa menimbulkan risiko terhadap kesehatan dalam proses memasaknya.

Terlepas dari kepraktisannya, penggunaan plastik tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai pembungkus dari lontong ataupun ketupat karena dapat menjadi pemicu dari gangguan kesehatan pada tubuh.

Proses produksi dari lontong atau ketupat mencakup juga proses pengukusan. Dikutip dari Kompas.com, di saat proses pengukusan ini, plastik yang berinteraksi langsung dengan panas akan membuatnya melepaskan zat kimia yang terkandung di dalam plastik tersebut. Zat kimia yang dilepaskan oleh plastik ini yang menjadikan penggunaannya berbahaya, terlebih lagi jika sampai terserap masuk oleh tubuh manusia.

Bahaya yang dihasilkan dari penggunaan plastik adalah terpicunya berbagai gangguan kesehatan oleh zat kimia yang terkandung, seperti gangguan hormonal, permasalahan pada reproduksi, sampai menyebabkan risiko penyakit kanker.

Baca Juga: 11 Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan, Kurangi Risiko Jantung-Kanker!

Pada dasarnya, hidangan lontong dan ketupat merupakan makanan yang terbuat dari beras, yang melalui proses pemasakan dengan cara dikukus hingga berbentuk padat. Secara tradisional, pembungkusan lontong dilakukan menggunakan daun pisang, sedangkan ketupat menggunakan daun janur kelapa yang dianyam.

Pembungkusan dengan bahan-bahan alami seperti daun pisang dan daun janur kelapa tersebut merupakan cara yang jauh lebih aman untuk pembuatan makanan. Terlebih lagi, bahan-bahan alami ini dapat memberikan aroma wangi yang menjadi khas dari hidangan lontong atau ketupat, sehingga dapat membangkitkan selera saat dikombinasikan dengan makanan khas hari raya lainnya, seperti rendang dan juga opor ayam.

Pembuatan lontong atau ketupat ini umum dibuat dalam jumlah yang sangat banyak oleh masyarakat untuk ketersediaan stok di hari-hari selanjutnya. Hal ini membuat mereka untuk memilih menyimpan lontong dan ketupat di dalam kulkas agar kualitasnya tetap terjaga saat ingin disantap kembali.

Penyimpanan di dalam kulkas ini juga disarankan sebab menyimpan lontong sebaiknya sama seperti kita melakukan penyimpanan pada nasi matang. Penyajiannya kembali pun hanya dengan mengukus ulang saat ingin memakannya, menjadikan lontong dan ketupat sebagai makanan yang praktis saat hari raya.

Selain dengan menyimpan, terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan agar ketupat yang dibuat tidak mudah basi, salah satunya adalah dengan menambahkan kapur sirih. Dilansir dari Kompas.com, penambahan sedikit air kapur sirih ke dalam beras saat proses perendaman dapat membuat ketupat tidak mudah basi. Kita juga dapat menambahkan garam untuk membuat rasa dari ketupat lebih gurih.

Konsumsi dari lontong ataupun ketupat juga disarankan untuk tidak terlalu berlebihan. Secara ideal, porsi satu kali makan ketupat atau lontong sama dengan satu porsi nasi, yaitu sekitar 150 gram.

Penulis: Muhammad Akmal Fadlurrahman

Baca Juga: 10 Manfaat Buah Matoa untuk Kesehatan, Jaga Imun Tubuh hingga Cegah Kanker

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm