Vaginismus, Kejang Otot yang Membuat Perempuan Sulit Berhubungan Seks

19 Agustus 2019 14:25 WIB
ilustrasi pasangan
ilustrasi pasangan ( freepik.com)

Sonora.id - Vaginismus adalah suatu kondisi di mana perempuan merasakan sakit saat dilakukan penetrasi karena sepertiga bagian luar otot vagina mengalami kejang otot abnormal yang tidak dapat dikendalikan.

Kejang otot yang berlebihan tersebut membuat vagina tertutup sehingga tidak mungkin dilakukannya penetrasi, sehingga pasangan merasa seperti 'menabrak tembok' yang menimbulkan rasa nyeri.

Meski tidak memungkinkan terjadi penetrasi, perempuan dengan vaginismus tetap memiliki dorongan seksual yang normal.

Baca Juga: Konsumsi Bagian Buah Ini Bisa Sembuhkan Masalah Sembelit Anda

Penyebab Vaginismus

Penyebab vaginismus sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu penyebab fisik dan penyebab psikis.

"Secara fisik, vaginismus bisa disebabkan oleh adanya gangguan selaput dara, infeksi atau luka di sekitar lubang vagina atau labia, hingga bekas luka melahirkan yang tidak sembuh dengan sempurna." ujar dr. Binsar Sinaga, Medical Sexologist, saat berbicara di program Sex in the City, Radio Sonora (30/04/2019). 

Sementara itu, secara psikis vaginismus dapat disebabkan oleh trauma yang dialami.

"Biasanya trauma psikis terkait dengan kekerasan seksual yang pernah dialami, pandangan bahwa seks itu kotor atau tabu, rasa takut akan kehamilan atau tertular penyakit kelamin, hingga pengalaman hubungan seksual yang menimbulkan rasa nyeri bisa menjadi penyebab vaginismus." tambahnya.

Baca Juga: Anda Pekerja Shift Malam? Ikuti Cara Ini untuk Menyiasati Pola Tidur

Pengobatan Vaginismus

Vaginismus tentu bisa disembuhkan melalui terapi dengan bantuan dokter ahli.

Sebelum terapi dimulai, dokter biasanya akan melihat separah apa vaginismus yang dialami oleh si pasien, apakah ringan atau berat.

Nyeri saat berhubungan atau dyspareunia seringkali dikaitkan dengan adanya vaginismus derajat ringan.

Namun untuk memastikannya, perlu dilihat beberapa penyebab lainnya baik fisik dan psikologis, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Kombinasi terapi edukasi, dan terapi dengan dilator vagina, juga pelvic physical therapy dapat meningkatkan keberhasilan kesembuhan.

Baca Juga: Tubuh Lebih Sehat dengan Meletakkan Bunga Segar di Dalam Ruangan

Latihan dilatasi vagina bisa saja dilakukan secara mandiri jika masalah vaginismusnya masih berada di tingkat keparahan yang rendah, yakni dengan latihan memasukkan jari ke vagina hingga memakai alat bantu dilator.

Sementara untuk vaginismus yang sudah cukup berat, bisa dilakukan dilatasi berbantu. Yakni dengan memberikan suntikan yang bisa mengurangi kejang otot di vagina.

"Hal yang paling penting untuk bisa sembuh dari vaginismus adalah komitmen dari pasien dan pasangannya selama melakukan terapi dan dukungan penuh untuk pasien, khususnya dari pasangan." tambah dr. Binsar (*)

Editorsonora.id
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm