Sonora.ID - Penyakit stroke bukan lagi hanya menyerang orang tua, tetapi juga bisa menyerang orang dari berbagai usia, termasuk usia dewasa muda.
Hal ini terjadi karena gaya hidup yang kurang sehat, seperti pola makan yang tidak baik, kurangnya aktivitas fisik, atau kurangnya olahraga. Inilah yang alami oleh pendengar Radio Sonora, Pak Fajar, yang pada usia 31 tahun menderita penyakit stroke.
Baca Juga: Mengenal Hipertensi, Berapa Tekanan Darah Normal Orang Dewasa?
“Dokter Santi, saya terkena stroke sejak tahun lalu ketika saya berusia 31 tahun. Tangan kanan, dan kiri tidak bisa bergerak, rasanya seperti kesemutan. Tindakan saat itu, saya diberi Heparin, pakai alat u-stroke lima kali suntik, katanya ada gumpalan darah yang menuju ke otak. Tapi saya sudah 6 bulan memutuskan untuk tidak kontrol ke dokter. Nah, apakah saya tetap harus kontrol rutin? Dan apakah sari timun bisa menurunkan tekanan darah tinggi?”
Pertanyaan tersebut kemudian dijawab oleh dr. Susanti dari Medical Centre Kompas Gramedia, yang juga menjadi narasumber dalam program Health Corner Radio Sonora.
Terima kasih Pak Fajar atas pertanyaannya. Nah, Pak Fajar ini adalah bukti bahwa stroke tidak hanya diderita oleh orang yang sudah tua, tetapi yang seumur 30-an juga bisa menderita penyakit ini.
Baca Juga: Diabetes dapat Menurun bahkan Menular? Berikut Penjelasan Dokter
Ciri yang Pak Fajar sebutkan tadi memang menuju pada penyakit stroke atau mini stroke. Tapi, apapun penyakitnya, harus tetap dikontrol ke dokter karena stroke bukanlah hal yang tidak bisa dicegah.
Selain itu walaupun sudah membaik sekalipun, orang yang pernah terkena stroke atau mini stroke bisa saja terkena stroke lagi, sehingga sangat perlu kontrol ke dokter.
Baca Juga: Lirik Lagu '100 Degrees' dalam Album 'The Sailor' Milik Rich Brian
Hal yang membuat kontrol dokter itu penting adalah:
Mengendalikan semua faktor-faktor stroke yang bisa dikendalikan
Faktor stroke ada 2 jenis yaitu yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. Faktor yang tidak bisa dikendalikan seperti usia, jenis kelamin, dan riwayat stroke dalam keluarga. Sedangkan faktor yang bisa dikendalikan adalah darah tinggi, kolesterol tinggi, sakit gula, kegemukan, pola makan buruk, dan masih banyak faktor lain.
Nah, butuh penanganan seumur hidup dengan obat atau dengan mengubah gaya hidup untuk mendalikan faktor yang bisa dikendalikan tersebut. Sebaiknya pengendalian tersebut dengan pengawasan dokter.
Baca Juga: Lagu ‘Lowkey’ Milik NIKI Sudah Direncanakan Sejak Tahun 2018 Silam
Untuk memonitor kemajuan gejala sisa
Proses penyembuhan stroke berlangsung seumur hidup, karena regenerasi sel-sel syaraf pun berlangsung seumur hidup.
Maka, kita harus berusaha senantiasa untuk memperbaikinya, seperti misalnya melakukan fisioterapi, nah ini pun dilakukan dengan anjuran dokter. Jadi, jangan lari dari dokter.
Pertanyaan kedua, terkait sari ketimun, saya tidak bisa memastikan seberapa efektifnya, namun ketimun adalah makanan yang baik.
Baca Juga: Rich Brian Libatkan Driver Ojek Online dalam Video Klip '100 Degrees'
Ketimun rendah kalori, tinggi air, tinggi serat, sehingga secara umum bisa diterima. Tapi bahwa itu secara langsung berpengaruh pada stroke, saya belum bisa memastikan. Tapi memang ketimun itu sendiri baik dimakan termasuk untuk mengendalikan faktor risiko.
Demikian yang bisa saya jawab, semoga bisa membantu.
Baca Juga: Lirik Lagu 'Tak Ingin Pisah Lagi', Duet Marion Jola dan Rizky Febian
Punya pertanyaan seputar masalah kesehatan? Dengarkan Health Corner setiap hari Selasa, pukul 19.00 WIB di Radio Sonora 92.0 FM. (Prameswari Sasmita)