Sonora.ID - Melakukan hubungan seksual dalam kehidupan berkeluarga adalah salah satu kebutuhan.
Namun terkadang hubungan seksual ini terganggu karena faktor usia yang kemudian memunculkan keluhan-keluhan, salah satunya adalah adanya penyakit jantung.
Hubungan seksual sering kali disebut seperti berolahraga, karena membutuhkan tenaga yang kuat dan mengeluarkan kalori yang biasanya ditunjukkan dengan keluarnya keringat.
Baca Juga: Apakah Wanita Menopause Perlu Melakukan Esterogen Replacement Therapy?
Maka, sering kali muncul pertanyaan apakah seorang dengan penyakit jantung masih bisa berhubungan seksual?
Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga menegaskan bahwa seorang dengan penyakit jantung, bahkan yang telah dipasang ring pada pembuluh darah pun tetap bisa melakukan hubungan seksual.
“Hubungan seksual itu kalau kita hitung pembakaran kalorinya, itu sama dengan berlari ringan dengan jarak 5 – 6 kilo. Nah pasang ring itu kan tujuannya supaya aliran darah di pembuluh koronernya bagus. Lalu pasti ditandai dengan perubahan gaya hidup, artinya kalau melakukan berhubungan seksual itu relatif aman,” jelas dr. Binsar.
Baca Juga: Mungkinkah Memiliki Kehidupan Seksual yang Sehat Setelah Menopause?
Meski dikatakan aman, namun orang dengan keluhan penyakit jantung harus menjaga kesehatannya, dengan memperhatikan gaya hidup.
Penting bagi mereka untuk menurunkan kadar gula, kolesterol, dan tensi darah yang terlalu tinggi, serta penting untuk melakukan aktivitas fisik, dan olahraga.
Dr. Binsar juga menegaskan bahwa pengobatan seksual pada masa ini adalah jenis obat yang bukan hanya dikonsumsi pada saat ingin melakukan hubungan seksual, tetapi lebih kepada obat yang rutin dan jangka panjang.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menjaga Interior Mobil Anda Awet? Ini Tips dari Pakar
Tujuannya agar pembuluh darah di penis lancar, sehingga kapanpun hendak berhubungan seksual bisa langsung dilakukan.
“Pengobatan bagi yang punya keluhan hubungan seksual dilakukan tidak lagi on demand atau kalau mau hubungan baru minum. Tidak. Sekarang pengobatannya itu tiap hari minum obat jangka panjang,” jelas dr. Binsar.
Pengecekan kadar testosteron juga perlu dilakukan bagi mereka yang memang menderita suatu penyakit, khususnya yang berhubungan dengan kehidupan seksual.
Kadar testosteron yang menurun dapat menyebabkan gangguan ereksi dan ejakulasi, namun keluhan ini dapat berakhir seiring dengan pengobatan hormon testosteron. (Prameswari S. Sasmita)
Baca Juga: Pentingnya Mengelola Keberagaman dalam Hubungan Antar Rekan Kerja