“Adanya fintek ini akan sangat meningkatkan secara signifikan dalam jangka waktu yang relatif tidak terlalu lama, baik dalam literasi, maupun inklusi keuangan,” tambah Eko.
Namun, Islamic Finance Specialist, Mohammad B. Teguh menambahkan, kemajuan fintek ini tidak hanya membawa dampak positif.
Banyak penipuan yang bermunculan pun menggunakan perkembangan teknologi ini, maka menjadi penting bagi pengguna fintek untuk melengkapi diri dengan literasi yang baik.
“Fintek ini adalah memang suatu teknologi yang sangat memudahkan kita melakukan invetasi, sangat memudahkan kita untuk memenuhi kebutuhan kita. Tapi memang kita harus meningkatkan literasi kita. Jangan sampai orang tahunya hanya peer to peer landing, kemudian enggak bisa bayar, dan dikejar-kejar oleh depkolektor,” tutup Teguh.
Baca Juga: Trailer Terbaru Frozen 2, Anna dan Elsa Berpetualang di Hutan Ajaib
Perlu disadari juga bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia masih pada kategori rendah, sehingga pada zaman perkembangan fintek ini, yang banyak bermunculan adalah teknologi pinjaman. Akan sangat mudah di masa sekarang ini untuk mengajukan pinjaman.
“Jadi tidak heran bahwa demand masyarakat sendiri, yang paling banyak membutuhkan adalah mereka yang membutuhkan pinjaman. Nah, kita berharap dengan adanya literasi keuangan, pemanfaatannya akan lebih seimbang,” tutup Eko.
Eko juga menjelaskan beberapa kategori fintek yang harus dikenali, di antaranya adalah payment, aggregator, peer to peer lending atau yang dikenal dengan pinjaman, dan yang terkahir adalah pengelolaan risiko dan menejemen investasi atau yang disebut dengan financial planner.
Baca Juga: Jalani Terapi, Charli XCX Buka Suara Soal Stigma Kesehatan Mental