Sonora.ID - Masalah adalah hal yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik orang yang dianggap sudah kaya, atau orang terpintar sekalipun pasti menghadapi masalah dalam menjalani kehidupan. Namun, berdasarkan cara menghadapi masalah, orang kemudian dibagi menjadi dua.
Tipe yang pertama adalah orang yang terpacu untuk menyelesaikan masalah tersebut dan menjadi pribadi yang lebih baik. Sedangkan tipe yang kedua yaitu orang yang langsung menyerah pada saat menghadapi masalah.
Baca Juga: Fresh Graduate, Hindari 5 Kesalahan Ini untuk Masa Depan yang Cerah
Mantan CEO Kompas Gramedia, Agung Adiprasetyo menyatakan bahwa, seseorang dinilai kualitasnya pada saat orang tersebut menghadapi masalah.
Apakah akan menghadapinya dengan positif, atau justru orang tersebut akan menyerah dengan keadaan.
“Orang itu justru dinilai kehebatannya, justru pada saat situasinya sedang tidak bagus. Jadi, kalau misalnya ada krisis, untuk orang-orang tertentu, dia bisa membuktikan, dan bisa menunjukkan, apakah dia itu orang yang pantas menjadi orang hebat, karena dia bisa melewati masa krisis itu dengan baik,” jelas Agung.
Baca Juga: Apakah Setiap Orang Memiliki Kesempatan Menjadi Seorang Pemimpin?
Untuk menjadi orang dengan tipe pertama ini, sangat penting untuk memiliki harapan yang positif, demi melihat peluang-peluang dalam masalah tersebut.
Selain itu, hal terpenting setelah memiliki harapan yang positif, adalah pemahaman yang positif pula.
Jangan sampai dalam menghadapi masalah, kemudian orang menyesali perbuatannya atau keputusannya pada masa lampau, tanpa melakukan sesuatu sebagai solusi masalah tersebut.
Justru yang harus dilakukan adalah menantang diri sendiri untuk dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
Baca Juga: Rencana Buka Bisnis Sembako? Berikut Tips yang Perlu Diperhatikan
“Justru mindsetnya harus diubah, justru ketika orang menghadapi masalah ini, ini adalah masa yang paling baik untuk mengatakan, bahwa orang tersebut layak untuk dihargai atau dianggap. Karena orang tersebut berhasil menyelesaikan situasi yang enggak bagus ini,” tambah Agung.
Ketika kedua hal ini tidak bisa dilakukan maka yang muncul adalah keinginan untuk putus asa atau menyerah. Agung pun menjelaskan bahwa memang putus asa dan menyerah itu munculnya dari pemahaman dan pikiran yang negatif.
“Sebenarnya kan orang diconduct dengan apa yang ada di benaknya. Kalau misalnya dia di-conduct oleh kata-kata negatif, maka yang dilakukan pun akan negatif,” tutup Agung.
Baca Juga: 7 Fakta Menarik Menara Saidah, Nomor 6 Bikin Bulu Kuduk Merinding