“Kalau Anda menggunakan itu sebagai referensi awal, padahal Anda sendiri gak punya pengetahuan yang benar tentang hal itu, maka persepsi Anda berkembang ke arah yang salah, dan Anda melihat dunia dengan persepsi yang salah itu tentang tubuh orang lain, tubuh diri sendiri, dan seksualitas,” jelas dr. Baby.
Akibat konsumsi materi pornografi, secara sadar atau tidak sadar, seseorang kemudian membandingkan kehidupan seksnya di dunia nyata dengan imajinasi yang terbentuk akibat konsumsi materi pornografi tersebut.
Perbandingan ini bisa membuat kurangnya menghargai diri sendiri, dan pasangan, sehingga hubungan seks yang terbangun juga tidak optimal.
Baca Juga: Hati-Hati Pelecehan Seksual pada Anak, Perhatikan Orang-Orang Terdekat
“Ekspektasinya ketinggian karena yang jadi referensi adalah sesuatu yang bukan realitas. Jadi seperti hidup di dua alam, alam imajinasi dan alam realitas, itu kan dua hal yang susah diketemuinnya,” tambah dr. Baby.
Penyebab terjadinya porn and sex addiction ini bisa dibentuk dari komunikasi yang kurang atau buruk di dalam rumah tangga, bahkan pada saat penderita masih pada usia anak.
Sehingga penderita yang tidak mendapatkan referensi yang baik di dalam keluarga, kemudian mencari referensi lain di dunia maya.
Cara utama untuk mengobatinya adalah tekad dari dalam diri sendiri untuk mengubah mind set.
“Kita adalah penguasa terhadap otak kita, terhadap pikiran kita, jadi kita bisa bilang, kita bisa perintahkan otak kita,” tutup dr. Baby. (*)
Baca Juga: Pentingnya Kesepakatan antara Kedua Pihak dalam Hubungan Seksual