Meski demikian, dr. Binsar menjelaskan bahwa pilihan pertama dalam menyelesaikan masalah ini adalah pemberian hormon estrogen.
Pilihan kedua hanya berlaku bagi wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.
Terkait dengan efek samping, krim vagina yang diberikan bisa menimbulkan alergi bagi mereka yang tidak cocok, tetapi efek samping ini sangat jarang terjadi.
“Efek samping yang paling nyata adalah alergi karena tidak semua orang cocok, bisa timbul reaksi efek samping alergi itu. Tapi kebanyakan sih tidak masalah, itu kan the short way, jalan singkat untuk pembasahan ya dengan krim,” tambah dr. Binsar.
Baca Juga: Stephanie Poetri & Jackson GOT7 Siap Buat Penggemar Heboh, Kenapa?
Krim vagina hanya bisa didapatkan dari atas konsultasi dokter, namun, kesadaran konsultasi kehidupan seksual pada masyarakat Indonesia sangat rendah, khususnya pada wanita.
“Memang lebih banyak pria yang terbuka dibandingkan wanita. Jika saya bandingkan, hanya 20% wanita, karena mereka memang tertutup atau biasanya datang dengan suami. Suaminya masalah, baru istrinya ngomong,” tutup dr. Binsar.
Baca Juga: Atur Laporan Keuangan Usaha Anda atau Anda Tak Akan Menikmati Hasilnya