Sonora.ID - Penurunan hormon estrogen pada wanita sering kali disebabkan oleh berbagai faktor. Penurunan ini berakibat pada kelancaran dan kesehatan hubungan seksual, salah satunya adalah penurunan libido, dan pembasahan pada dinding vagina.
Medical Sexologist, dr. Binsar Martin Sinaga menjelaskan bahwa, masih ada jalan untuk memperbaiki keluhan tersebut. Salah satunya adalah dengan penambahkan hormon estrogen.
Namun, yang perlu diperhatikan adalah tidak semua wanita bisa melakukan penambahan hormon ini.
Baca Juga: Bisa Timbulkan Masalah Seksual, Kenali Tanda Post Menopause Syndrome
Wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara, tidak disarankan untuk melakukan penambahan hormon estrogen.
Pada kasus tersebut, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan krim vagina untuk membantu pembasahan, dan memperbaiki kebugaran tubuh agar libido dapat meningkat.
“Jadi, saya katakana memang mutlak tidak boleh dilakukan penambahan hormon estrogen jika ada riwayat itu. Kalau dia ada riwayat itu, paling kita berikan obat untuk meningkatkan libido di luar golongan atau preparat hormon estrogen. Lalu kita berikan krim,” tambah dr. Binsar.
Baca Juga: Pentingnya Kesepakatan antara Kedua Pihak dalam Hubungan Seksual
Meski demikian, dr. Binsar menjelaskan bahwa pilihan pertama dalam menyelesaikan masalah ini adalah pemberian hormon estrogen.
Pilihan kedua hanya berlaku bagi wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker payudara.
Terkait dengan efek samping, krim vagina yang diberikan bisa menimbulkan alergi bagi mereka yang tidak cocok, tetapi efek samping ini sangat jarang terjadi.
“Efek samping yang paling nyata adalah alergi karena tidak semua orang cocok, bisa timbul reaksi efek samping alergi itu. Tapi kebanyakan sih tidak masalah, itu kan the short way, jalan singkat untuk pembasahan ya dengan krim,” tambah dr. Binsar.
Baca Juga: Stephanie Poetri & Jackson GOT7 Siap Buat Penggemar Heboh, Kenapa?
Krim vagina hanya bisa didapatkan dari atas konsultasi dokter, namun, kesadaran konsultasi kehidupan seksual pada masyarakat Indonesia sangat rendah, khususnya pada wanita.
“Memang lebih banyak pria yang terbuka dibandingkan wanita. Jika saya bandingkan, hanya 20% wanita, karena mereka memang tertutup atau biasanya datang dengan suami. Suaminya masalah, baru istrinya ngomong,” tutup dr. Binsar.
Baca Juga: Atur Laporan Keuangan Usaha Anda atau Anda Tak Akan Menikmati Hasilnya