Salah satu perusahaan besar yang baru-baru ini melakukan PHK besar adalah perusahaan HP yang mem-PHK 9.000 karyawannya.
“Sama seperti yang dikatakan oleh CEO Nokia, bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apa-apa tapi memang perubahan yang begitu cepat yang tidak mereka antisipasi,” tambah Abrar.
Meski dinilai keputusan sepihak, namun perusahaan pun sebenarnya tidak berkehendak melakukan PHK. Latar belakang utama terjadinya PHK adalah perusahaan memiliki pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
Baca Juga: Wajah Lucu Keisya Levronka Bikin Juri Indonesian Idol Salah Fokus
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah memotong pengeluaran, yaitu gaji karyawan, sehingga PHK pun terpaksa harus dilakukan untuk mempertahankan perusahaan.
“Dari sisi perusahaan pasti yang dilakukan pertama kali ada efisiensi, setelah itu gaji direksi dikurangi, dan pilihan terakhir baru PHK. Ya, artinya PHK itu bukan keinginan dari direksi atau perusahaan, tapi itu adalah konsekuensi dan opsi terakhir untuk mempertahankan perusahaan,” sambung Abrar.
Namun Abrar juga menjelaskan bahwa beberapa karyawan justru menilai PHK sebagai anugerah, karena kemudian bisa menjalankan bisnis yang sesuai dengan kemauannya.
Jadi, memiliki cara pandang yang positif adalah kunci bagi karyawan korban PHK, untuk kemudian mencari peluang pekerjaan lain.
Baca Juga: Sebelum Bunuh Diri, Sulli Sempat Live IG: Aku Bukan Orang Jahat