Perusahaan yang sadar atas perubahan zaman akhirnya membuka diri untuk menerima kaum milenial yang dianggap ‘bandel’ itu.
Beberapa perusahaan besar pun justru tidak mengharapkan pekerjanya menjadi ‘Yes Man’. Mereka justru menginginkan adanya pertentangan yang membawa perusahaan menjadi lebih baik.
Moto yang ditanamkan bukan lagi digaji untuk bekerja, tetapi digaji untuk memberikan pendapat. Perusahaan sejenis ini membutuhkan pemikiran kreatif dari para karyawan, namun tetap dengan attitude yang baik.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Dunia, Artis Ini Raih 1 Juta Follower dalam 5 Jam Sejak Debutnya di Instagram
“Jadi yang saya pelajari, memang pada saat kita berani bandel itu kan berarti kita punya believe. Tapi kalau terlalu bandel pun tidak akan pernah berhasil, karena jadinya duri dalam daging. Tapi kalau bandelnya tepat kita akan dilirik. Walau dari 10 atasan memberikan cap bandel, nanti ada saja satu yang menganggap kita berharga. Nah, ketika ada satu yang percaya itu bisa membantu kita untuk mewujudkan pemikiran kita,” jelas Fauzan.
Pihaknya juga menekankan bahwa dalam mewujudkan ide kreatif, setiap karyawan tidak bisa menjalankannya sendiri. Karyawan membutuhkan dukungan khususnya dari seorang yang jabatannya lebih tinggi.
“Bandel pun jangan bablas, dan yang terpenting harus punya jaringan yang baik,” tutup Fauzan.
Baca Juga: Pakar Fengshui: Kepercayaan Diri adalah Modal Awal Menjalani Bisnis