Sonora.ID - Beberapa minggu lalu sempat beredar kejadian mengenaskan menimpa seorang wanita yang tewas tanpa busana di salah satu hotel Kawarang pada Senin (7/10/2019).
Pihak kepolisian mengungkapkan korban yang berinisial O (28) dihabisi oleh teman kencannya, Ridwan Solihin (28).
Ridwan tega membunuh O lantaran ia menolak berhubungan badan lebih lama dengannya.
Diketahui ternyata Ridwan menggunakan media tisu magic dalam berhubungan.
Baca Juga: Asam Urat Hingga Jantung, Berikut Penyakit Yang Mengintai Pecinta Boba
Lalu apa sebenarnya tisu magic, seberapa besar pengaruhnya dalam behubungan intim?
Cara Kerja Tisu Magic
Dalam akun Youtube Kompas Tv yang di unggah pada Sabtu (19/10/2019) bersama dengan Dokter Spesialis Urologi RSPP Jakarta dr. Akbari Wahyudi Kesumah, Sp. U, menjelaskan bahwa tisu magic mengandung bahan kimia aktif seperti alkohol, alkohol, Benzalkonium Chloride, Triclosan, Cocamidoprpyl Betain, PEG-78, Glyceryl Cocoate, parfum, dan ekstrak lidah buaya.
Cara kerjanya sendiri yaitu dengan membuat penis menjadi kebal terhadap apapun, sama hal ketika dibius.
Memiliki Efek Samping
Tisu magic akan memiliki efek samping jika dipakai secara terus menerus.
Vagina pasangan Anda akan mengalami iritasi apabila dipakai secara rutin dalam berhubungan intim.
Baca Juga: Ariel Tatum Idap Gangguan Mental Borderline Personality, Kenali Tanda-tandanya!
Selain itu, dr. Akbari Wahyudi Kesumah juga menjelaskan seseorang yang terus menggunakan tisu magic secara tidak sadar akan muncul rasa ketergantungan pada media tersebut.
“Jadi kalau gak pake tisu magic, dia jadi dependen. Secara psikologis ‘aku gak bisa tanpa itu (tisu magic) gitu’. Ujarnya.
Belum Ada Penelitian
Hingga saat ini belum ada penelitian lanjut mengenai manfaat dari tisu magic.
Baca Juga: Hati-hati! 4 Risiko Pada Tubuh Jika Seseorang Kekurangan Karbohidrat
Bahkan Akbari pun menegaskan jika tisu magic tidak approve sebagai protokol dunia untuk terapi ejakulasi dini.
Bukan Sebuah Obat Ejakulasi Dini
Tisu magic menurut dr. Akbari Wahyudi Kesumah menyebutkan jika media ini bukan salah satu cara yang digunakan untuk meminimalisir terjadinya ejakulasi dini.
“Itu bahan beracun, bahan kimia. Ga baik, apalagi sifatnya yang mengkebaskan saraf disekitar kulit. Lama-lama kalau efek kebasnya terus dilakukan, maka bakal kebas beneran,” Ujar Akbari.
“Saya tidak setuju, harus dikendalikan dan harus ada yang kasih tau bahwa itu tidak baik,” Sambungnya.
Baca Juga: Anda Gemar Minuman Kopi dan Latte? Hati-hati Diabetes Melitus