Sonora.ID - Perkembangan industri digital memang sudah merasuki semua bagian dalam kehidupan masyarakat.
Tidak hanya membawa perubahan pada aktivitas manusia, tetapi juga menggeser karakter bahkan menimbulkan iluminasi.
Daniel Fili sebagai Digipreneur Pembelajaran Digital berbasis kompetensi menjelaskan bahwa, perubahan yang dibawa dalam revolusi ini makin seram ketika terjadi illuminate.
“Bahkan sudah terjadi yang namanya iluminasi, menggeser karakter. Nah illuminate ini makin seram, makin bahaya. Apa lagi kalau bicara soal sosial 5.0,” sambung Daniel.
Baca Juga: Pakar: Jangan Gunakan Teknologi untuk Konsumsi Saja, Investasi Juga
Namun efek yang seram ini tidak akan terjadi jika masyarakat Indonesia bahkan dunia siap menghadapi perubahan yang akan terjadi.
Daniel menambahkan bahwa masyarakat harus siap baik secara mental, pribadi, dan spiritual. Karena illuminate sudah berkembang pesat, dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
“Dan kenapa itu berpengaruh? Karena itu sebuah doktrin, artinya dia setiap hari mulai dari bangun tidur dia terlalu intens, sampai dia tidur lagi dia bawa itu, dan akan kepikiran. Nah kalau itu yang setiap hari masuk itulah yang akan didoktrin, itu yang menjadi paham yang dia percaya untuk dia lakukan,” jelas Daniel.
Hal tersebut sangat jelas terjadi khususnya pada anak muda yang dianggap paling melek dan aktif menggunakan media digital.
Baca Juga: Peran Teknologi Finansial dalam Literasi dan Inklusi Keuangan
Dengan demikian, kaum muda ini jugalah yang paling mudah dipengaruhi dengan hal-hal negatif dalam perkembangan industri.
“Sedangkan relasi dia dengan orang tua di rumah, relasi dia dengan Tuhan apa lagi. Bahkan sebagian besar yang tadinya orang beriman dan sebagainya, bahkan waktu Tuhan pun bisa dikorupsi. Misalnya waktu beribadah dia malah main handphone. Nah haknya Tuhan aja kita berani ambil,” tambah Daniel.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempertajam peran orang tua. Daniel menjelaskan bahwa sebagai orang tua juga harus mengimbangi perkembangan industri yang ada.
Baca Juga: Berbagai Mitos Seputar Penyakit Stroke, Apa saja ya Yuk Intip!
Orang tua harus menjadi sosok yang tidak bisa digeser oleh apa pun, sehingga peran orang tua masih menjadi yang dominan dalam diri anak.
Kemudian cara yang kedua adalah dengan melihat lima aplikasi yang paling sering digunakan, dan dilihat apakah ada manfaatnya atau tidak.
Jika sebagian besar tidak membawa manfaat positif, maka satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah cut penggunaan aplikasi tersebut.
“Gimana dia punya waktu atau screen time-nya dia, dan konten yang dikonsumsi harus bermanfaat untuk membangun karaternya. Dan yang terpenting adalah kita orang tua dampingi anak-anak kita,” sambung Daniel.
Baca Juga: Ini Fakta Tentang Tisu Magic yang Sebabkan PSK Dibunuh Teman Kencannya