Sonora.ID – Erick Thohir telah resmi menjadi Menteri BUMN pada (23/10) kemarin. Ia telah mengajukan empat nama calon wakil menteri BUMN (Wamen) kepada Presiden Joko Widodo.
Menurut Erick, posisi wamen BUMN ini sangat penting untuk membantunya mencapai target di Kementerian BUMN. Ia juga mengatakan calon Wamen yang diajukan merupakan dari kalangan professional namun bukan pengusaha swasta.
“Saya ingin yang membantu saya juga professional,” ujar Erick di Istana Negara, Jakarta, Kamis (24/10/2019).
Baca Juga: 5 Menteri Wanita Hebat dan Berprestasi di Kabinet Indonesia Maju
Dari empat calon Wakil Menteri BUMN yang telah diajukan kepada Presiden Jokowi, salah satunya adalah Kartika Wirjoatmojo yang saat ini menjabat sebagai Dirut Bank Mandiri.
“(Kartika) Salah satu yang diusulkan,tapi kan nanti yang putusin beliau (Jokowi),” ucap Erick.
Erick menyatakan salah satu syarat utama calom wakil menteri BUMN adalah datang dari kalangan profesional, dan memiliki rekam jejak yang bagus terutama dalam mengelola aset perusahaan BUMN yang nilainya mencapai ribuan triliun rupiah.
Selain itu, calon Wamen juga harus memiliki rencana pengembangan usaha dan strategi bisnis untuk BUMN kedepannya. Maka dari itu penting untuk mencari calon Wamen yang mempunyai latar belakang mengelola keuangan yang bagus.
Baca Juga: Namanya Trending di Twitter, Susi Pudjiastuti Malah Bilang Begini
Erick juga menjelaskan alasan mengapa dirinya tidak mengambil kandidat dari kalangan pengusaha swasta. Erick berkata ada beberapa pertimbangan dan hal utamanya adalah untuk menghindari konflik berdasarkan kepentingan.
“Kita mesti enggak boleh conflict of interest. Kalua saya sudah dipercaya dari swasta, nanti wamen swasta langsung isunya swastanisasi, kan enggaklah,” ujar Erick menjelaskan.
Baca Juga: 3 Kali Jadi Menkeu, Ini Orang yang Mendukung Kesuksesan Sri Mulyani
Menurut Erick, tugas yang dibebankan kepada dirinya itu sangat berat. Presiden Jokowi meminta Erick untuk mempercepat proyek pekerjaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang harus sudah selesai pada tahun 2021 mendatang.
Proyek lain juga ia kejar, salah satunya adalah mempercepat tindak lanjut kerja pembangunan kilang antara PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco.
Kilang disini dianggap sangat penting untuk menekan impor bahan bakar minyak yang selama ini membantu neraca perdagangan Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Sosok Edhy Prabowo yang Gantikan Posisi Susi Pudjiastuti