Sonora.ID – Film horror merupakan film yang memiliki tujuan untuk menciptakan sebuah emosi berupa ketakutan dan rasa ngeri kepada penonton.
Ada beberapa teknik yang digunakan produser dan sutradara untuk menakut-nakuti para penonton. Mulai dari cara yang sadis hingga teknik jump scare atau adegan yang mengejutkan.
Teknik jump scare biasa dipakai dalam mayoritas film horror, sebut saja, The Conjuring, Insidious, Sinister, dan masih banyak lagi.
Namun, ada beberapa film horror yang minim dari adegan jumpscara bahkan tidak ada sama sekali.
Baca Juga: Wajib Nonton! Inilah 5 Film Indonesia yang Akan Tayang November 2019
Berikut 4 daftar film horor yang tidak mengandalkan jumpscare:
The Shining
Tak perlu alur maju mundur dan memutar pikiran kita dengan plot twist, Film The Shining telah menunjukan bahwa film horor tidak harus memberikan unsur jumpscare dan hantu yang berlebihan untuk menjadi seram.
Dengan unsur teknik visual dan akting para pemain yang menjadi kekuatan dalam sebuah karya film, Stanley Kubrick telah berhasil menciptakan salah satu film horor terbaik sepanjang masa yang menjadi panutan bagi film-film horor dalam budaya pop.
Baca Juga: 4 Cara Tersadis Sutradara Membuat Aktor Menangis Dalam Film Hollywood
The Others
Film horor karya Alejandro Amenábar ini cukup unik dan mendebarkan, bahkan semua orang akan terkejut dengan akhir kisah ini.
Film horror ini tidak menunjukkan penampakan hantu yang seram, namun film ini lebih menekankan pada kejiwaan kita. Film ini masuk kedalam kategori horror psikologis, maka kita tidak akan mendapatkan jump scare berupa penampakan yang biasa kita lihat di film horror pada umumnya.
Baca Juga: Inilah Deretan Film dan Serial Netflix yang Akan Rilis November 2019
Rosemary Baby
Horror psikologis klasik Roman Polanski ini berdasarkan sebuah novel karya Ira Levin, kisah ini menceritakan tentang seorang wanita yang semakin paranoid karena suami dan tetangganya bersikukuh untuk melawan sang ibu dan bayinya yang belum lahir.
Rosemary Baby adalah film horror psikologis karena tidak memasukkan unsur kekerasan dan juga jumpscare di dalamnya. Sebagian besar ketakutan berasal dari paranoia Rosemary sendiri.
Mereka yang menonton film ini untuk pertama kalinya akan bertanya-tanya apakah yang bakal terjadi. Novel-novel Levin sangat psikologis, dan Polanski menggunakannya untuk keuntungannya dengan cara yang tidak dilakukan oleh para pembuat film lainnya.
Tak heran jika film ini layak menjadi film horor tanpa jumpscare terbaik yang pernah ada.
Baca Juga: Cardi B Bergabung dengan Vin Diesel dalam Film ‘Fast & Furious 9’
Midsommar
Makna horor atau kengerian biasanya selalu terjadi di malam hari. Imajinasi dan mimpi-mimpi buruk selalu muncul di malam hari. Lalu, bagaimana kalau keadaan mengerikan, kesadisan, hal-hal brutal dan kengerian dipertontonkan di siang hari? Hal tersebutlah yang ditunjukkan di dalam film Midsommar.
Jangan berhadap ada adegan jumpscare. Sebagai gantinya kita akan dipertontonkan dengan tampilan horor yang benar-benar sadis. Film ini tak cocok ditonton untuk yang berumur dibawah 21 tahun dan berhati lemah.
Film Midsommar juga memberikan dampak yang sangat buruk pada efek psikologis penonton. Hal paling sederhana saja, kita akan melihat apa saja yang sangat buruk dan dipertontonkan secara terang-benderang.
Suasana ini mampu membawa rasa ‘bersalah’ yang besar pada penonton. Cara ini kemudian melekat pada karakter utama film ini yaitu Dani yang dimainkan dengan sangat baik oleh Florence Pugh.
Baca Juga: Syuting Selesai, 'No Time to Die' Tayang di Bioskop April 2020