Sonora.ID - Tarif cukai rokok akan mengalami kenaikan mulai tanggal 1 Januari 2020, salah satu alasanya menaikkan tarif tersebut adalah untuk menekan angka ketergantungan orang-orang Indonesia pada rokok saat ini.
Berdasarkan data Riset Kesehetan Dasar Kementerian Kesehatan 2013, populasi perokok pasif di Indonesia mencapai 96,9 juta jiwa, yang terdiri dari 30,2 juta laki-laku dan 66,7 juta orang perempuan.
Baca Juga: Alamak! Rokok Bisa Sebabkan Mata Katarak, Cek Penyebab Lainnya
Pada tahun 2018 saja perokok aktif terus mengalami peningkatan, dari jumlah perokok diatas 15 tahun sebagai 33,8%, terdapat 62,9% perokok laki-laki dan 4,8% perokok perempuan
Perokok aktif tersebut juga termasuk kedalam perokok sosial.
Menurut dr. Susanti dari Medical Center Kompas Gramedia, Perokok sosial adalah mereka yang melakukan kegiatan merokok pada saat:
Mereka yang termasuk kedalam perokok sosial menganggap bahwa hal ini tidaklah berbahaya bagi tubuh.
Lalu apakah hal tersebut benar?
Menurut Russell V. Luepker, MD, seorang professor di bidang kardiologi di University of Minnesota School of Public Health di Minneapolis, tidak ada yang aman meskipun merokok hanya sesekali saja.
Baca Juga: Waduh, Ternyata Ini 5 Jenis Makanan yang Lebih Jahat dari Rokok
Begitu juga dengan Bill Blatt, direktur dari National Tobacco Programs for the American Lung Association di Washington DC yang mengatakan sekalipun hanya merokok sekali, hal tersebut tetap saja dapat membahayakan setiap sistem dalam tubuh.
Seseorang yang merokok tidak lebih dari 10 batang perhari, justru akan lebih cepat mengalami risiko kematian.
Baca Juga: Jangan Percaya Mitos Kedutan Mata, Waspada Pertanda Penyakit
Mereka akan mengalami peningkatan risiko hingga 12 kali lipat terkena kematian karena kanker paru dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok, Studi ini dipublikasikan di JAMA Internal Medicine oleh the National Cancer Institute.
Risiko meninggal lebih cepat akan naik hingga 87% bagi mereka yang merokok rata-rata 1 sampai 10 batang per hari.
Rata-rata orang yang merokok akan lebih cepat meninggal sekitar 13 hingga 14 tahun dibandingan dengan orang tidak merokok.
Apabila perokok berhenti merokok, maka risiko yang akan menyerang seperti penyakit jantung, kanker kemungkinan akan menghilang.
Semakin cepat berhenti maka akan semakin cepat pula risiko penyakit tersebut diturunkan.
“Pilihkan kebiasan hidup dengan bijaksana. Apapun yang kita pilih sekarang akan kita nikmati di kemudian hari bersama orang terdekat kita, pasangan hidup, keluarga, saudara, dan sahabat kita,” tulis dr. Susanti dalam laman kenapayadok.com.
Baca Juga: Tusuk Jari Hingga Berdarah Saat Stroke Menyerang, Mitos atau Fakta?