Cara kerjanya adalah PEA melepaskan endorfin, dopamin, dan serotin. Ketiganya ini adalah hormone yang memproduksi efek antidepresan serta menimbulkan rasa bahagia.
Bahkan peran coklat sebagai simbol kasih sayang bukanlah hal yang tak berlatarbelakang. Pasalnya, PEA bahkan menjadi salah satu hipotesis pertama dalam memahami ilmu biologis dari suatu proses jatuh cinta.
Hipotesis tersebut didukung dengan adanya kandungan phenylethylalanine dalam kandungan coklat. Senyawa ini adalah senyawa yang sama yang dihasilkan oleh otak pada saat seseorang sedang jatuh cinta.
Baca Juga: Anis Bantah Ganti Sistem e-Budgeting, dan Berdalih Hanya Upgrading
Zat tersebut bekerja dengan memproduksi endorfin yang dikenal dengan penghasil perasaan bahagia secara alami yang berasal dari otak.
Phenylethylalanine ini dikenal dengan sebutan obat cinta, karena dinilai mampu membangkitkan perasaan yang mirip ketika seseorang sedang dimabuk cinta.
Zat ini tidak berdiri sendiri, serotonin pun ditemukan dalam kandungan coklat yang meruapakan neurotransmitter alami dalam otak.
Serotonin mengontrol fungsi otak dalam pembentukan suasana hati dan perilaku seseorang, serta diberguna untuk mencegah depresi.
Tapi ingat ya, konsumsi coklat berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Sulit Dijelaskan, Apa Makna Hidup Bahagia yang Sesungguhnya?