Sonora.ID - Istirahat di akhir pekan terkadang tidak cukup untuk meredakan stres akibat tuntutan pekerjaan atau pendidikan. Padahal akhir pekan akan segera berakhir dan harus kembali menjalani tanggung jawab yang diberikan.
Selain istirahat, ada cara lain yang bisa dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan dunia, yaitu mengonsumsi coklat. Coklat dipercaya bisa mengurangi stres dan mendatangkan rasa bahagia.
Tidak hanya bagi mereka yang ada dibawah tekanan tertentu, tapi coklat bisa juga dikonsumsi bagi perempuan yang sedang ada di fase pre-menstruasi dan sedang mengalami mood swing.
Baca Juga: Suka Mengonsumsi Coklat? Inilah 5 Manfaat Coklat untuk Kesehatan
Apakah paham yang telah lama dipercaya ini adalah sebuah fakta? Atau justru mitos? Berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Makanan yang juga sebagai lambang kasih sayang ini ternyata melepaskan berbagai zat stimulan yang berpotensi memengaruhi otak.
Zat yang memberikan stimulan positif ini biasa dikenal dengan Feniletilamin, atau yang sering disebut PEA.
Menurut dr. Atika, senyawa PEA ini secara struktur hampir sama dengan zat psikoaktif yang sering disalahgunakan sebagai stimulan.
Baca Juga: Mencintai Orang Lain Tanpa Mencintai Diri Sendiri? Hati-Hati Gombal
Cara kerjanya adalah PEA melepaskan endorfin, dopamin, dan serotin. Ketiganya ini adalah hormone yang memproduksi efek antidepresan serta menimbulkan rasa bahagia.
Bahkan peran coklat sebagai simbol kasih sayang bukanlah hal yang tak berlatarbelakang. Pasalnya, PEA bahkan menjadi salah satu hipotesis pertama dalam memahami ilmu biologis dari suatu proses jatuh cinta.
Hipotesis tersebut didukung dengan adanya kandungan phenylethylalanine dalam kandungan coklat. Senyawa ini adalah senyawa yang sama yang dihasilkan oleh otak pada saat seseorang sedang jatuh cinta.
Baca Juga: Anis Bantah Ganti Sistem e-Budgeting, dan Berdalih Hanya Upgrading
Zat tersebut bekerja dengan memproduksi endorfin yang dikenal dengan penghasil perasaan bahagia secara alami yang berasal dari otak.
Phenylethylalanine ini dikenal dengan sebutan obat cinta, karena dinilai mampu membangkitkan perasaan yang mirip ketika seseorang sedang dimabuk cinta.
Zat ini tidak berdiri sendiri, serotonin pun ditemukan dalam kandungan coklat yang meruapakan neurotransmitter alami dalam otak.
Serotonin mengontrol fungsi otak dalam pembentukan suasana hati dan perilaku seseorang, serta diberguna untuk mencegah depresi.
Tapi ingat ya, konsumsi coklat berlebihan juga tidak baik untuk kesehatan.
Baca Juga: Sulit Dijelaskan, Apa Makna Hidup Bahagia yang Sesungguhnya?