Sonora.ID - Setelah marak dengan filler hidung dan bibir, saat ini muncul tren baru yaitu filler penis yang muncul di belahan dunia.
Fakta itu menunjukkan bahwa bukan hanya wanita saja yang memperhatikan penampilan, tapi pria juga demikian.
Pria saat ini juga berlomba-lomba untuk memiliki tubuh yang ideal, termasuk soal alat vital yang mereka miliki.
Filler penis ini dipercaya mampu menambah ukuran Mr P.
Baca Juga: Pencinta Kucing Wajib Waspada, 3 Penyakit yang di Tularkan Kucing!
Suntik filler dilakukan pada organ intim, para pria yang merasa minder dengan ukuran simbol kejantanannya tak perlu melakukan operasi invasif.
Sama seperti filler hidung dan bibir, filler penis dilakukan dengan menyuntikkan asam hyluronic atau carian lain dalam jaringan lunak di bawah kulit kelamin.
Dengan USD 5.400 atau sekitar Rp 58 juta, filler penis dilakukan hanya dengan beberapa jam saja dan efeknya bertahan hingga 18 bulan.
Baca Juga: Berikut Alasan Istri Tetap Hamil Meski Ejakulasi dilakukan 'di Luar'
Dokter bedah kecantikan dari Australia, Dr Gavin Scriven, mengaku secara pribadi telah melihat peningkatan peminat filler penis dalam lima tahun terakhir.
"Mungkin mendapatkan operasi kosmetik bagi pria tidak sepopuler untuk wanita. Tetapi makin lama hal itu menjadi lebih umum dan kurang tabu," kata Dr Scriven.
Walaupun mampu menambah ukuran penis, ternyata ada bahaya berisiko di baliknya yang harus diperhatikan.
Baca Juga: Berikut Alasan Istri Tetap Hamil Meski Ejakulasi dilakukan 'di Luar'
Dokter Asif Muneer dari British Association of Urological Surgeons menyatakan tren kosmetik ini sangat berbahaya. Untuk itu, Muneer menyarankan para pria agar tak melakukannya.
"Semua prosedur pembesaran alat kelamin ini untuk meningkatkan lingkar penis, dan itu tidak akan bermanfaat pada panjang ereksi," ucapnya.
Secara fungsional, kata Muneer, filler penis tak akan memperbaiki masalah. Justru akan menimbulkan komplikasi yang merusak fungsi seksual pria.