Terkait penundaan penerbangan ini, Krisna mengaku hanya diberikan makanan dan air mineral.
Setelah lima jam lebih, ia pun mendapatkan dana kompensasi sebesar Rp 300 ribu yang bisa diambil seminggu setelahnya.
Sebelumnya, telah diketahui bahwa maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah mengumumkan bahwa maskapai penerbangan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari maskapai milik pemerintah tersebut.
Hal ini terungkap dari pesan berantai yang beredar. Direktur Pemeliharaan dan Layanan Garuda, Iwan Joeniarto menyebutkan Sriwijaya Air bukan lagi bagian dari Garuda Indonesia Group.
Baca Juga: Jokowi: Surya Paloh Lebih Cerah Sehabis Bertemu dengan Sohibul Iman
Hubungan antara Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air mengalami putus-sambung. Sebelumnya, hubungan dua maskapai tersebut memburuk karena pemegang saham Sriwijaya Air merombak jajaran direksi maskapainya.
Direksi yang diganti itu adalah mereka yang berasal dari Garuda Indonesia sebagai bagian dari kerja sama operasi (KSO) dengan Sriwijaya Air.
Dampaknya, Garuda Indonesia melalui GMF menarik dukungan layanan perawatan pesawat milik Sriwijaya Air sehingga 18 pesawat maskapai ini tidak boleh terbang.
Namun pada awal Oktober Garuda Indonesia Group rujuk dengan Sriwijaya Air Group.
Baca Juga: KNKT Mengungkap Ada 9 Faktor Jatuhnya Pesawat Lion Air JT610