Sonora.ID - Adidas baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menutup pabrik robotnya di Jerman dan AS.
Sebagai gantinya, perusahaan pakaian olahraga itu berencana untuk mengirimkan beberapa teknologi yang ditemukan pabrik-pabrik ini ke produksinya di Asia.
Dilansir dari Hypebeast, pihak Adidas percaya langkah yang itu akan membuat Adidas “lebih ekonomis dan fleksibel” dan akan memberikan peluang untuk memperluas teknik yang dipraktikkan di pabrik ke kategori produk di luar alas kaki.
Baca Juga: Kurangi Pemalsuan Produk, Nike Putuskan Hengkang dari Amazon
Pabrik-pabrik pada awalnya dibuat untuk menerapkan produksi cepat dan membawa proses produksi lebih dekat kepada konsumennya.
Selain itu, dengan melokalkan manufaktur, Adidas dapat menghindari kenaikan upah di Asia dan biaya pengiriman yang lebih tinggi. Adidas awalnya berencana untuk membuat berbagai pabrik robot di seluruh dunia, tetapi tampaknya model itu terlalu mahal untuk suatu usaha.
Menurut Reuters, kepala operasi global Adidas, Martin Shankland menyatakan bahwa pabrik melakukan tugasnya dalam memperluas proses manufaktur inovatif perusahaan, tetapi sebenarnya akan lebih efektif bagi merek untuk mengambil temuan ini dan menerapkannya pada pemasoknya di Asia.
Baca Juga: Sambut Halloween, Vans Rilis Edisi Khusus ‘The Night Before Christmas’
Penutupan ini mencakup Speedfactory adidas , yang membuka dua lokasi beberapa tahun yang lalu di Ansbach, Jerman dan Atlanta, GA. Adidas telah menyatakan bahwa produksi Speedfactory akan berhenti paling lambat April 2020.
Adidas akan terus menguji metode manufaktur baru di Jerman sementara pemasoknya di Asia menggunakan penemuannya untuk digunakan selama proses produksi.
Di tempat lain di alas kaki, Nike telah meluncurkan siluet baru khusus untuk pekerja medis dan profesi lain yang membutuhkan berjam-jam berjalan kaki .
Baca Juga: Kolaborasi dengan Disney, Converse Luncurkan Koleksi Desain Frozen 2
Adidas memulai produksi sepatu sebagian besar dengan robot di "Speedfactory" di kota selatan Ansbach dekat markas Bavaria di 2016 dan membuka yang lain di dekat Atlanta pada 2017.
Didirikan oleh tukang sepatu asal Jerman Adi Dassler pada tahun 1949, Adidas telah mengalihkan sebagian besar produksinya dari Eropa ke Asia dan sekarang mengandalkan lebih dari 1 juta pekerja di pabrik-pabrik kontrak, terutama di China dan Vietnam.
Namun, Adidas mengatakan pada hari Senin (11/11/2019) produksi di kedua pabrik akan dihentikan paling lambat pada April 2020 karena berfokus pada penggunaan teknologi yang mereka rintis untuk memproduksi sepatu di dua pemasoknya di Asia.