Sonora.ID – Sebuah Masjid megah di tengah hutan kaki gunung Lompobattang, Kabupaten Gowa, Sulsel, kini menjadi perbincangan di media sosial khususnya Facebook.
Banyak masyarakat yang kagum dengan keindahan masjid tersebut, namun ada pula yang berkomentar miring hingga menyebut soal radikalisme atau niat tidak baik.
Masjid megah tersebut tersebar luas di media sosial setelah diunggah oleh akun Luchyana Make Up.
Baca Juga: Segera Dibangun, Masjid Apung Ancol Diprediksi Rampung Tahun 2020
Pada unggahan di akun tersebut, ia membagikan beberapa foto yang menunjukkan keindahan dan kemegahan dari masjid tersebut.
Selain foto, ia juga mengunggah video perjalanan hingga sampai ke masjid yang berada di tengah hutan tersebut.
Masjid tersebut dihiasi dengan beberapa kubah berwarna emas. Terdapat empat buah kubah berukuran kecil dan satu kubah berukuran lebih besar di tengah masjid.
Baca Juga: Viral, Kisah 'Nonton Bola', Dari Diselingkuhi hingga Idap Kanker Rahim Stadium 3
Warna cat dinding masjid tersebut adalah abu-abu, selain itu, masjid tersebut mempunyai delapan menara berwarna krem yang berada disamping kubah kecil.
Masjid megah tersbeut dikelilingi oleh dinding pendek berwarna krem dan emas.
Namun, yang membuat para warganet terkejut adalah jalan yang harus ditempuh ke mesjid tersebut karena letak masjid yang berada di tengah-tengah hutan.
Sebagian jalan dari video nampak ada yang belum diaspal, sebagian lagi sudah dicor sehingga lebih rata. Kedua sisi jalan juga masih terdapat semak-semak dan juga pepohonan.
Jalan yang dilewati ini cukup sempit sehingga hanya muat untuk satu mobil saja. Selain itu terdapat turunan yang cukup terjal dengan kondisi jalan yang belum rata.
Baca Juga: Viral Isi Pidato Nadiem Makarim Memperingati Hari Guru, Berikut Isinya
Sehingga pengunjungnya harus berhati-hati apabila ingin ke masjid megah tersebut.
Viralnya masjid indah ditengah hutan ini pun langsung dikomentari salah satu akun sosial media bernama Rizal Busli yang mengaku sebagai putra dari pemilik yang membangun masjid tersebut.
Menurutnya, dulu lahan tersebut adalah perkebunan kopi.
"Masjid ini dibangun ayah saya didalam kebun kopi miliknya, masjid terbuka untuk umum," tulis Rizal dalam kolom komentar.
Baca Juga: Michael, Tuna Netra dan Autis Beragama Katolik yang Hafal Al-Quran
Rizal juga sedikit bercerita bahwa ayahnya membangun masjid bermula dari adanya sebongkah batu yang sangat besar dianggap masyarakat sekitar sebagai batu sakral atau angker.
"Seringkali ditemukan semacam persembahan atau sesajen dibatu tersebut maupun sekitarnya. Karena itu ayah saya mencari orang untuk menghancurkan batu tersebut. Penduduk sekitar tidak ada yang mau karena batu tersebut dianggap keramat," tambahnya.