Sonora.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memprediksi Indonesia akan mengalami fenomena alam berupa Gerhana Matahari Cincin, pada penghujung akhir tahun 2019.
Hal ini disampaikan oleh BMKG melalui laman Twitter-nya @infoBMKG
BMKG memprediksi gerhana matahari cincin akan terjadi di Indonesia pada tanggal 26 Desember 2019.
Baca Juga: Capai Suhu 79,67 °C, Inilah 3 Tempat Terpanas di Planet Bumi
30 hari lagi menuju fenomena gerhana matahari cincin.
Tapi entah berapa hari lagi aku harus menunggu kamu buat ngasih aku....... Ah sudahlah. #30harimenujuGMC #bmkg pic.twitter.com/hiCqbMt6Zo
— BMKG (@infoBMKG) November 26, 2019
Namun, BMKG menyebutkan tidak semua wilayah Indonesia mengalami atau dilewati fenomena alam tersebut.
Secara pengertian, gerhana matahari cincin terjadi ketika Bulan berada segaris dengan Bumi dan Matahari, serta Bulan berada pada titik apogee (terjauh).
Piringan bulan akan tampak lebih kecil daripada piringan matahari, hingga tidak menutupi seluruhnya.
Baca Juga: BMKG Bantah & Nyatakan Video Youtube Kekeringan Panjang Adalah Hoax!
GMC di akhir tahun ini, yaitu tanggal 26 Desember 2019, akan melewati beberapa daerah di Indonesia yaitu Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Timur.
Salah satu tempat terbaik untuk mengamati fenomena tersebut adalah di Kampung Bunsur, Kabupaten Siak. Fase puncak GMC akan terjadi pada pukul 12.15 WIB dan berakhir pada pukul 12.19 WIB atau sekitar 3 menit.
Sebelum fase puncak, akan terjadi fase gerhana Matahari sebagian yang dimulai pukul 10.22 WIB dan setelah fase puncak akan ada fase gerhana Matahari sebagian yang berakhir pada pukul 14.13 WIB.
Kabarnya, Pemerintah Kabupaten Siak akan bekerja sama dengan LAPAN untuk mengadakan Festival Gerhana Matahari Cincin di Kabupaten Siak, Riau. Festival Gerhana Matahari ini adalah proyek yang berupa kegiatan edukatif.
Baca Juga: Hati-hati! BMKG Cilacap Waspadai Daerah Ini Karena Cuaca Ekstrem
Secara historis, Gerhana Matahari Cincin seri Saros 132 terakhir melintasi kawasan di Indonesia pada tanggal 23 November 1965. Untuk Gerhana Matahari Total (GMT) sudah melintasi wilayah Indonesia sebanyak 6 kali pada periode setelah kemerdekaan, termasuk pada 9 Maret 2016 lalu.
Pengamatan langsung ke arah Matahari tanpa alat bantu tidak boleh dilakukan karena hal tersebut dapat mengakibatkan kerusakan hingga kebutaan mata. Untuk pengamatan Gerhana Matahari Cincin, dapat disediakan kacamata khusus Matahari untuk mengamati secara aman fenomena alam ini.
Bila memungkinkan, dari kantor Pusat Sains Antariksa LAPAN rencananya akan menyediakan teleskop agar para pengunjung dapat turut menikmati bersama fenomena langka ini dengan lebih menarik.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Tembus 36.5 Derajat Celcius, Berikut Penjelasan BMKG