Sonora.ID - Hari ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) resmi membuka pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2020 mulai hari ini, Senin (2/12/2019).
Dengan pengumuman tersebut, ratusan ribu murid lulusan SMA atau sederajat berlomba-lomba untuk berhasil lolos dan masuk ke universitas terbaik.
Bahkan, dalam hal ini orang tua pu turut memberikan dukungan kepada putra atau putrinya agar bisa mengenyam pendidikan di kampus favorit.
Baca Juga: Mengapa Kita Perlu Mempersiapkan Diri Untuk Memasuki Tahun Baru?
Berkaitan dengan hal itu, narasumber Smart Bussinesse Talk, James Gwee mengatakan peringkat sebuah universitas tidak berpengaruh pada kesuksesan seseorang.
Ia menggambarkan sebuah ijazah layaknya paspor yang bisa digunakan seseorang untuk berkunjung ke negara lain.
"Ijazah adalah passport buat kita bisa lewat imigrasi. Ijazah akan menentukan kurang lebih grading kita nanti di mana," ujar James saat mengisi program Smart Bussinesse Talk di Radio Smart FM, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Pentingnya Peran Orang Tua dan Guru Bagi Anak di Era Digital
Dengan ijazah itu, lanjutnya, seseorang dinilai memiliki pengetahuan lebih dibanding dengan orang lain yang tidak memiliki ijazah.
"Pastinya dengan ijazah, menunjukkan seseorang lebih knowledgeable dari pada yang tidak memiliki ijazah," kata dia.
Namun ia menjelaskan, jika hanya dengan ijazah seseorang juga belum tentu bisa meraih kesuksesan.
Baca Juga: Kiat Jitu Miliki Rumah Sendiri di Usia 20-an Tanpa Bantuan dari Bank
"Apa yang Anda pelajari di Harvard orang lain bisa meraihnya, kok. Bahkan banyak pengetahuan yang bisa dipelajari di internet atau di Youtube," jelasnya.
Ia mencontohkan mantan CEO Apple, Steve Jobs yang tidak lulus perguruan tinggi namun bisa sukses dan sangat berguna bagi semua orang.
"Banyak orang bilang Steve Jobs kan tidak lulus dari perguruan tinggi. Memang dia tidak ada ijazah, karena dia tidak berkecukupan finansial untuk menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, tapi dia masuk kelas dan ilmunya ia dapatkan untuk diterapkan dalam pekerjaan sehari-hari," tutupnya James.