Sonora.ID - Memasuki tahun baru 2020, masing-masing sektor atau bidang dalam masyarakat mulai membuat dan mengeluarkan prediksinya.
Misalnya saja ada prediksi yang menyebutkan bahwa pada tahun 2020, angka pasien di rumah sakit jiwa baik untuk dewasa maupun anak akan meningkat tajam.
Hal ini dilatarbelakangi oleh tantangan ekonomi yang mengharuskan orang dewasa bekerja lebih keras, dan mulai mengabaikan perkembangan anak.
Hal serupa dinyatakan oleh Pakar Personal Branding sekaligus Praktisi Public Relation, Silih Agung Wasesa, bahwa tingkat stres masyarakat akan meningkat.
Untuk itu pihaknya pun memberikan salah satu solusi, yaitu dengan melakukan spa.
Baca Juga: Patut Dicoba! Gunakan Brand Power untuk Ekspansi Bisnis Anda
“Nah, ini challenge gimana caranya tahun 2020 kita bantu masyarakat biar enggak kena stres, makanya spa jadi perlu,” sambung Silih.
Spa sendiri adalah suatu usaa kesehatan tradisional yang berupa perawatan tubuh secara menyeluruh menggunakan hidroterapi, pijat, aromaterapi, bahkan aktivitas fisik.
Spa dipercaya bisa membantu menyeimbangkan kemampuan otak kanan dan kiri, dan yang terpenting adalah bisa meredakan stres.
“Brand spa ini adalah suatu bentuk brand yang identik dengan refreshing, relaksasi, dan untuk menyeimbangkan keadaan tubuh dan juga pikiran,” jelas Silih.
Meski demikian, beberapa image tentang spa yang beredar di masyarakat, justru merupakan image yang buruk, maka perlu adanya spa branding.
Baca Juga: Pentingnya Strategi Brand dan Branding dalam Dunia Industri Musik
Silih kemudian memberikan beberapa tips agar para pengusaha spa bisa menjadikan usahanya sebagai usaha yang tidak dipandang rendah, melainkan justru menjadi solusi berbagai masalah di tahun 2020.
Family Spa
Pengusaha spa bisa memberikan penawaran untuk paket family spa, sehingga satu keluarga bisa melakukan relaksasi bersama.
Tidak hanya single atau double, namun diharapakan spa bisa memberikan paket grup atau keluarga.
Baca Juga: Ingin Ciptakan 'Loyalty Beyond Reason'? Perhatikan Komunikasi Brand
Halal Spa
Presepsi beberapa orang tentang usaha yang satu ini masih cenderung negatif, seperti persepsi orang pada bisnis karaoke beberapa tahun yang lalu.
Namun dengan konsep halal spa ini, bisa mengubah presepsi orang untuk datang ke bisnis spa Anda, karena pelayanannya yang ‘halal’.
Misalnya pelanggan pria akan dilayani oleh praktisi pria, sedangkan pelanggan wanita akan dilayani oleh tenaga wanita juga.
“Orang datang ke sana dengan tulisan ‘halal’ yang besar, udah enggak ragu-ragu lagi, enggak harus sembunyi-sembunyi lagi,” sambung Silih.
Setidaknya dengan dua cara ini, brand spa sendiri bisa memiliki image yang lebih baik di mata masyarakat, yaitu murni untuk relaksasi.
Silih menegaskan hal ini sangat perlu dilakukan utnuk menjadi salah satu solusi menghadapi masalah atau tantangan di tahun 2020.
Baca Juga: Ingin Brand Anda Dikenal Banyak Orang? Coba Lakukan Community Marketing