Menurut Direktur ICT Strategy Huawei Indonesia, Mohammad Rosidi hal ini terjadi lantaran biaya lisensi dan perangkat keras 5G lebih murah dari teknologi 4G.
"Investasi 5G perbyte akan lebih murah dari 4G. Sebab harga perangkat dan lisensinya 1/10 lebih murah," tuturnya kepada, Rabu (11/12/2019).
Dalam presentasinya, Rosidi membeberkan skema harga 5G yang berlaku di Korea Selatan. Sebagai contoh, di negara itu pengguna dikenakan biaya langganan sekitar Rp922 ribu untuk mendapat 150 GB data di jaringan 5G.
Baca Juga: 142 Anak Cucu Perusahaan Pertamina, Mulai Properti Hingga Cuci Mobil
Sementara sebelumnya, dengan harga yang sama, pelanggan cuma mendapat 16 GB di jaringan 4G.
Ketika ditelusuri, strategi serupa juga diterapkan di beberapa negara lain yang sudah menerapkan layanan 5G, seperti China, Australia, dan Amerika Serikat.
"Di Korsel kuota yang diberikan ke konsumen makin besar, tapi harga juga naik, naik sekitar 9-32 persen. Sebab akan ada hunger (kelaparan) dari konsumen untuk terus konsumsi data ketika diberi paket dengan kuota lebih banyak. Sehingga, harga naik sedikit jadi tidak masalah," tuturnya lagi saat membeberkan presentasinya.