Sonora.ID - Beberapa orang dari kaum wanita sering menemukan cairan di celana dalam mereka. Hal itu akan menyebabkan vagina lebih lembab dari biasanya. Miss v basah bisa jadi tanda ada yang tidak beres pada tubuh Anda.
Terlepas dari seberapa banyak cairan miss V yang diproduksi seorang wanita, cairan ini sangat penting untuk memastikan miss V sehat dan membuat hubungan seksual jadi lebih nyaman.
Baca Juga: Selain Menopause, Berikut 5 Gangguan Hasrat Seksual pada Wanita
Miss V juga menjadi rumah bagi bakteri-bakteri baik, namun perawatan miss V yang salah seperti memakai sabun pemutih atau yang membuat miss V lebih kencang dapat mengganggu keseimbangan bakteri di dalamnya.
Berikut ini adalah 5 penyebab miss V basah
1. Cairan normal
Cairan miss V sangat wajar apabila seorang wanita merasakan vaginanya basah. Rata-rata seorang wanita memproduksi 1-4 mililiter cairan miss V dalam sehari.
Jumlah ini bisa berbeda-beda dari waktu ke waktu. Contohnya saat jelang masa ovulasi, Miss V basah akan lebih terasa karena serviks memproduksi lebih banyak cairan.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Wanita yang Kerap Mengangkat Beban Berat Sulit Hamil?
2. Respons terhadap rangsangan
Miss V yang basah juga merupakan bagian dari respons seksual seorang wanita terhadap stimulus. Pada hal ini, yang bekerja memproduksi cairan adalah kelenjar Bartholin di kedua sisi bibir vagina.
Cairan ini membantu melubrikasi vagina saat bercinta sehingga tidak merasakan iritasi atau gesekan yang tidak nyaman. Miss V basah hingga 1-2 jam setelah selesai bercinta atau terangsang juga masih dianggap normal.
Meski demikian, seiring dengan bertambahnya usia seorang wanita, kondisi vagina cenderung lebih kering karena produksi hormon estrogensemakin sedikit.
Baca Juga: Usai Melahirkan, Terapkan Trik Ini Agar Miss V Kembali Seperti Remaja
3. Perubahan hormon
Jika seorang pria memiliki hormon testosteron yang kuat, pada seorang wanita terdapat hormon estrogen dalam hasrat seksual.
Semakin tinggi level hormon estrogen seseorang, akan semakin aktif kelenjar Bartholin bekerja memproduksi cairan. Itulah mengapa orang yang menjalani terapi cara menyeimbangkan hormon kerap merasakan vagina basah.
Semakin tinggi kadar estrogen seseorang, semakin encer pula cairan yang keluar dari vagina. Warna cairan ini adalah bening dan terasa licin. Bisa jadi, ini merupakan tanda seseorang sedang dalam masa subur.
4. Infeksi
Miss V basah dapat berarti alarm tanda bahaya ketika terjadi infeksi. Ciri-ciri utamanya adalah miss V terasa gatal, perih, hingga muncul sensasi terbakar. Tak hanya itu, keputihan setelah berhubungan juga bisa jadi sinyal terjadinya infeksi.
Beberapa contoh infeksi yang menyebabkan miss V basah dan mengeluarkan keputihan dengan aroma dan warna tidak normal adalah infeksi jamur, vaginosis bakteri, atau infeksi menular seksual lainnya.
5. Miss V berkeringat
Miss V basah juga bisa terjadi karena keringat atau vaginal sweat. Hal ini bisa terjadi saat mendapatkan rangsangan awal saat bercinta, area vagina membesar karena aliran darah lebih kencang. Inilah yang menyebabkan miss V bisa mengalami transudate sehingga terasa lembap di bawah sana.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Menggunakan Pelumas Dapat Memicu Kanker Rahim?
Menariknya, miss V basah juga bisa terjadi saat tubuh memberikan respons secara fisiologis.
Contohnya saat melihat gambar atau membaca sesuatu yang sensual. Meski demikian, bukan berarti hal ini berarti seorang wanita sedang horny atau terangsang.
Artinya, bukan berarti setiap kali seorang wanita mengalami vagina basah berarti dirinya sedang terangsang. Itu hanyalah respons tubuh secara umum yang menunjukkan bahwa miss V sedang menjalankan fungsi anatominya.
Jadi, tak perlu khawatir berlebihan saat merasakan vagina basah. Selama tidak ada aroma dan warna yang berbeda dari biasanya, itu hanyalah respons alami vagina.