Hal tersebut nampak dari cukup banyaknya pelayat yang datang ke rumah duka di Jalan Kopo nomor 17-19, Kota Bandung, hingga mengantar almarhum ke tempat peristirahatan terakhirnya di Kampung Cipadaulun, Desa Wangisagara, Kecamatan Pacet, Majalaya, Kabupaten Bandung.
Sejumlah karangan bunga dari berbagai tokoh seni hiburan, musisi, institusi, hingga pemerintahan terpajang di depan rumah almarhum Gugum Gumbira.
Dr. Gugum Gumbira Tirasondjaja lahir di Bandung, 4 April 1945 adalah komposer Sunda, pemimpin orkestra, koreografer, dan pengusaha dari Bandung, Jawa Barat, Indonesia.
Baca Juga: Kabar Duka Datang dari Aktivis Agama, Wakil Ketua MUI, Yunahar Ilyas Meninggal Dunia
Ia merupakan peraih Satya Lencana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia karena karya tarian Jaipongan ciptaannya.
Jaipongan, atau Jaipong, adalah hasil yang paling populer dari studinya yang memperbarui musik ritual desa bernama ketuk tilu dengan gerakan dari Pencak Silat, seni bela diri Indonesia, dan musik dari tarian teater bertopeng, Topeng Banjet, dan teater Wayang Golek.
Jaipongan memulai debutnya pada 1974 ketika Pak Gugum beserta gamelan dan penari pertamanya tampil di depan umum. Pemerintah sporadis berupaya untuk menekan ini karena amoralitas yang dirasakan (mewarisi beberapa sensualitas ketuk tilu) yang hanya membuatnya lebih populer.
Baca Juga: Seniman Musik Legendaris Djaduk Ferianto Meninggal Dunia Pada Usia 55